Pada episode sebelumnya, Jung In dan Mae Ri pergi ke rumah Moo Kyul dengan tujuan membujuk Moo Kyul agar menandatangani kontrak kerja sama yang diajukan Jung In padanya. Tetapi waktu kedatangan mereka tidak tepat, karena sebelum kedatangan mereka, Manajer Lee Ahn datang lebih dulu dan mengancam Moo Kyul. Mae Ri memasuki rumah Moo Kyul dengan buru-buru dan meminta Moo Kyul bersikap (pura-pura) menyukainya dihadapan Jung In, Sehingga, begitu Jung In memasuki rumahnya, Moo Kyul yang sedang dalam keadaan tidak Mood lansung mencium Mae Ri setelah mengulangi kembali kata-kata yang pernah diucapkan Jung In saat mereka memutuskan untuk memulai peperangan mereka (memenangkan hati Mae Ri setelah 100 hari).
Jung In menyaksikan hal itu tanpa berkata apa-apa, seperti mengerti dengan keadaan yang tidak menguntungkan baginya, ia keluar dari rumah itu. Sementara Mae Ri shock dengan kejadian yang baru saja dialaminya, ia lari keluar sambil menangis tanpa menghiraukan Moo Kyul yang berteriak kebingungan.
Diluar rumah, Mae Ri menangis sambil berjongkok memegangi bibirnya. Moo Kyul menyusul Mae Ri keluar dan menanyakan kenapa sikap Mae Ri menjadi aneh seperti itu,"Bukan kah kau sendiri yang meminta bantuanku?" tanya nya bingung. Dengan terbata-bata Mae Ri mengatakan itu yang pertama kali baginya, Moo Kyul tidak mengerti akan ucapan Mae Ri, tetapi kebingungannya segera hilang teringat permainan melipat jari bersama teman-teman mereka dulu (Mae Ri terpaksa melipat jari nya saat teman nya menyuruh melipat jari bagi yang belum pernah berciuman - Mae Ri ini benar-benar polos yah...^^).
Moo Kyul mengeluh kesal disertai perasaan bersalah. "Maaf, aku sama sekali tidak ingat hal itu" Kata Moo Kyul. Untuk mengurangi rasa bersalahnya, Moo Kyul berjongkok didekat Mae Ri dan menyuruh Mae Ri memukuli punggung nya untuk melampiaskan kemarahan Mae Ri. Lansung saja Mae Ri memukuli punggung Moo Kyul sambil mengomel dan menangis. "Ciuman pertama adalah sesuatu yang ingin kau lakukan dengan seseorang yang kau cintai... kau brengsek jahat, mata keranjang.." Umpat Mae Ri, lalu ia berlari lagi tanpa mempedulikan Moo Kyul yang meringis kesakitan akibat pukulannya.
Dikantor, Jung In melamun hingga tidak memperhatikan Seo Joon yang dari tadi berbicara tentang gambar yang akan mereka gunakan. Ia terkejut saat Seo Joon memanggilnya, hal ini membuat Seo Joon tertawa karena Jung In biasanya tidak seperti itu, Seo Joon mengira Jung In melamun karena usaha nya menggaet Moo Kyul bergabung dengan produksinya belum berhasil, lalu menghibur sang Direktur dengan mengatakan bahwa Moo Kyul itu hanya suka memberontak dan ia akan berusaha membujuk Moo Kyul lagi. Jung In tersenyum mendengar ucapan Seo Joon, karena yang dipikirkan Jung In sepertinya bukan hanya kontrak itu, tetapi kejadian yang baru saja terjadi pada mereka tadi pagi. (ingat kan? kiss.. ^_^)
"Ah...Maaf sebelumnya, sudah berapa lama sejak kau berpisah dengan Kang Moo Kyul?" Jung In tiba-tiba bertanya. Seo Joon terkejut karena tidak menyangka Jung In akan menanyakan itu, "Setahun yang lalu, setelah pesta ulang tahunku". jawab Seo Joon. "Jadi setahun lebih sedikit..." gumam Jung In. "Dan apakah ia sedang menjalin hubungan dengan seseorang sekarang?" Jung In bertanya lagi.
Seo Joon tertawa mendengar pertanyaan Jung In. "Mengapa kau menanyakan pertanyaan yang seperti itu?, Ini agak lucu.." ujarnya, "Ia tidak sedang menjalin hubungan dengan siapapun, sejauh yang aku tahu. Lagi pula, Moo Kyul hanya bermain-main, Ia tidak pernah jatuh cinta. Ia hanya seperti kucing liar yang berkeliaran dijalanan yang bersumpah tidak akan pernah menikah. Tidak ada ada satupun yang berakhir sebagai kekasihnya, tetapi tampaknya ia sepenuh nya tenggelam pada produksi musik. itu bagus melihat nya dari sini ini." Seo Joon menjelaskan panjang lebar.
Moo Kyul sedang asik mengkomposisi lagu dirumahnya. Tiba-tiba ia melihat sarung tangan setengah jadi buatan Mae Ri yang tergeletak dimeja kerjanya, Ia meraih sarung tangan itu, dan bergumam pada dirinya sendiri, "Aku telah menciumnya secara nyata, sepertinya aku akan mengakhiri semua dengan luka sekarang". (apakah Moo Kyul mulai menyadari sesuatu diantara mereka? Oh well..^^)
Mae Ri berbaring dikamar nya dengan gelisah. Ia mengutuki dirinya yang terus saja memikirkan kejadian itu. "Apakah aku mulai gila? Kenapa aku bertingkah seperti ini?" keluhnya. Ayah Mae Ri datang dan gembira mengira Mae Ri pulang lebih cepat karena bertengkar dengan Moo Kyul. Mae Ri menjawab ia hanya tidak enak badan. Ayah nya panik dan memegang kening Mae Ri, lalu menanyakan apakah Mae Ri sudah minum obat, Mae Ri mengatakan ia tidak apa-apa dan sakitnya tidak parah.
Mae Ri bertanya kenapa baju yang dikenakan oleh ayah Mae Ri sempit sekali (sangat sempit sehingga perut nya yang besar menyembul disela-sela kancing bajunya. LOL). Mae Ri mengomentari pakaian ayah nya tidak cocok dan membuat ayah nya terlihat sangat gemuk. Ayah Mae Ri pun mengeluh karena ia merasa hampir mati karena mengenakan baju itu, tetapi Jung Suk hyungnim (Ayah Jung In) yang memberikan baju itu untuknya, menyuruhnya diet agar cocok dengan baju itu. Ayah Mae Ri berkata ayah pengantin harus terlihat bagus saat pernikahan. Ucapan terakhir ayah Mae Ri menimbulkan reaksi Mae Ri, dengan keras ia berkata "Aku sudah bilang tidak akan menikah!" Ayah Mae Ri menyeringai kesal melihat kelakuan anak semata wayangnya itu.
Mae Ri tiba dikantor nya dengan lemas. Tiba-tiba Jung In memasuki ruangan nya, "Kau lihat kejadian kemarin bukan? Jadi tolong menyerah lah.." Kata Mae Ri pada Jung In. "Sama sekali tidak, Aku benar-benar merasa disegarkan sekarang" jawab Jung In. "Apa?".. "Hal itu menyadarkan ku serapa besar aku harus bekerja keras sejak aku terlambat masuk ke permainan ini".. "Ini memalukan" ujar Mae Ri dengan sebal.
"Bersiap-siap lah untuk meeting" Jung In mengakhiri pembicaraan mereka. "Meeting?" tanya Mae Ri tidak mengerti. Ternyata Jung In membawa Mae Ri ikut rapat dengan nya untuk membicarakan penambahan skenario pada drama yang akan mereka rilis.
Penulis skenario sedang membacakan naskah yang diajukan oleh bawahan nya didalam rapat itu. Ia memarahi bawahannya karena memasukkan naskah yang diajukan tidak sesuai dengan harapannya. Bawahan nya menawarkan untuk memperbaiki naskah itu. "Sebelum kau membuat skenario, tolong kau baca proposal nya terlebih dahulu. Drama "Wonderful Life" adalah drama musikal untuk kaum remaja" Ujar penulis itu dengan marah. Jung In menengahi ucapan sang penulis dengan mengatakan itulah intisari dari drama itu.
"Maaf, apa kau bisa membuatkan kami semua kopi?" Ujar bawahan itu pada Mae Ri, "Oh.. iya.." Mae Ri segera bangkit tetapi Jung In menyuruhnya kembali duduk dan tidak mempermasalahkan tentang kopi dan berkonsentrasi pada rapat. Setelah Mae Ri kembali duduk, Jung In mengajukan laporan yang lain kepada si penulis, "Simple, ini bagus." komentar pengarang itu. Lalu ia membaca secara singkat isi laporan itu, dan menanyakan siapa yang membuat laporan tersebut. Jung In tidak ada menjawab namun melemparkan pandangan nya pada Mae Ri. Para karyawan pun mengikuti pandangan Jung In. Mae Ri kikuk karena dipandangi dan Pengarang itu tersenyum simpul kearahnya.
Setelah meeting selesai, pengarang itu menemui Mae Ri dan mengatakan ide menambahkan cerita keluarga yang diusulkan Mae Ri cukup menarik lalu ia memuji Mae Ri yang memiliki banyak pengetahuan di usianya yang masih muda. "Kau kuliah di jurusan sastra korea bukan?" tanya Pengarang itu pada Mae Ri. Mae Ri mengiyakan. "Sepertinya posisi di bagian editor pantas lebih baginya dari pada menjadi asisten ." Ujar si pengarang kepada Jung In. Jung In berkata hal itu akan menjadi kehormatan baginya jika Mae Ri bersedia melakukannya. Mae Ri menjawab kalimat Jung In dengan mengatakan ia bersedia. Mae Ri berterima kasih pada pengarang itu karena merekomendasikannya. Pengarang itu tersenyum dan mengatakan agar Mae Ri "berjalan" diskenario nya. Mae Ri dengan senang mengatakan ia akan melakukan yanng terbaik.
Mae Ri berjalan keruangan nya sambil senyum-senyum sendiri, tetapi senyum nya berubah saat ada yang menyebut nama "Kang Moo Kyul". Ia menguping pembicaraan itu, ternyata Manajer Lee Ahn sedang berbicara ditelpon dengan Moo Kyul, Manajer itu kembali mengancam Moo Kyul, "Apa yang harus aku lakukan?" kata Mae Ri dengan panik.
"Moo Kyul Ah..." Mae Ri memasuki rumah Moo Kyul dengan mengendap-endap. Tetapi ia tidak melihat Moo Kyul dimanapun. "Ah.. aku begitu canggung disini" keluh Mae Ri lalu menghempaskan dirinya disofa dan menduduki sesuatu. Ia mengambil kertas yang didudukinya, yang ternyata adalah surat kontrak Moo Kyul. Ia membaca sekilas tentang kontrak itu dan terngaga "Menyeramkan..." katanya. Moo Kyul bangun dari tidur nya, Mae Ri tidak melihat keberadaan Moo Kyul karena tubuh Moo Kyul tadi tertutup selimut. Mae Ri cepat-cepat memasukkan kertas itu kedalam tas nya "Kau disini?" tanya Moo Kyul. "Hooh.. " jawab Mae Ri dengan tegang. Moo Kyul menghampiri Mae Ri lalu mengambil minuman yang ada dimeja. Melihat Moo Kyul minum, Mae Ri mendadak gugup melihat leher dan cara Moo Kyul membasahi menjilati bibirnya dengan lidahnya itu. Mae Ri menundukkan kepada dan pipi nya memerah.
"Hey, kenapa wajahmu begitu merah? apakah kau demam?" tanya Moo Kyul dan ia menggerakkan tangan nya akan memegangi kepala Mae Ri, tetapi Mae Ri membentengi kepalanya itu dengan tangannya dan mengatakan ia akan pulang. "Ini bahkan belum waktunya pulang." ujar Moo Kyul. "Ohh.. aku takut aku akan menularkan nya padamu. Aku pergi.." Mae Ri segera beranjak dari tempat duduk nya dan lari keluar rumah. Moo Kyul menyaksikan tingkah laku "istrinya" itu dengan bingung.
Mae Ri membawa surat kontrak itu kekantornya, lalu menyerahkannya pada Jung In. Ia meminta Jung In agar membantu Moo Kyul menyelesaikan masalah itu. "Moo Kyul hanya peduli pada soal musik dan tidak mengatahui banyak hal lain dari itu. Aku sedikit khawatir" ujar Mae Ri.
Saat sedang merapatkan tentang skejul Lee Ahn, Jung In meminta agar mereka membicarakan tentang Moo Kyul terlebih dahulu. Jung In mengambil kontrak itu dimejanya, lalu menyerahkan nya pada Manajer Lee Ahn. Manajer Lee Ahn terkejut dan bingung kenapa kontrak itu ada pada Jung In. "Memaksa penampilan untuk semua acara kantor, dan membayar untuk setiap album yang keluar masing-masing 100 KRW, Bukan begitu? contoh klasik dari budak kontrak." ucap Jung In dengan tajam pada Manajer Lee Ahn. Manajer itu terlihat gusar mendengar perkataan Jung In.
"Direktur, Moo Kyul hanyalah pendatang baru" Manajer Lee Ahn berusaha membela diri. "Jadi itukah alasan untuk memandang sebelah mata pada orang baru dimanapun dan menandatangani kontrak yang tidak adil? Apakah perusahanmu tahu mengenai hal ini?" ucap Jung In. "Direktur...!" Manajer Lee Ahn berteriak karena ucapan Jung In. Jung In tersenyum tipis dan menyodorkan kontrak agar membebaskan Moo Kyul. Manajer itu tidak dapat berbuat apa-apa dan akhirnya menandatangani kontrak yang diajukan Jung In.
Setelah menandatangani surat itu, Manajer Lee Ahn meminta agar Jung In merahasiakan hal itu kepada perusahaan tempat ia bekerja, Lee Ann dan Seo Joon. "Kau bisa memegang kata-kataku" ucap Jung In. Manajer Lee Ahn lega mendengar hal itu dan hendak pamit, buru-buru Jung In menyinggung tentang skejul Lee Ahn. Manajer Lee Ahn tberkata ia akan berbicara pada Lee Ahn tentang hal itu, dan berkata agar Jung In jangan khawatir. Jung In tersenyum sambil memakan jeruk nya, dua masalah tuntas sekaligus.
Moo Kyul mendapat telpon dari Manajer Lee Ahn yang mengatakan tidak akan mengganggu Moo Kyul lagi. Moo Kyul heran dengan perubahan sikap sang Manajer, Mae Ri yang saat itu sedang bersih-bersih dirumah mendekati Moo Kyul dan bertanya "Apakah Direktor Bang menyerah? Waah.. ternyata berhasil dengan baik" ujar nya kemudian. Moo Kyul dengan cepat dapat menebak apa yang telah dilakukan oleh Mae Ri sehingga ia memarahi Mae Ri. tetapi Mae Ri membalas ia melakukan hal itu karena ia mengkhawatirkan Moo Kyul.
"Lagi pula, laki-laki itu... tidak, maksud ku direktur tampak nya orang baik-baik, dan ia jelas mempunyai kecakapan" Lanjut Mae Ri sambil berberes-beres. Tapi Moo Kyul tiba-tiba pergi tanpa menghiraukan Mae Ri yang menanyakan ia hendak kemana.
"Jangan menandatangani kontrak lain lagi setelah ini, jika kau tetap melakukannya, kau hanya akan berakhir menjadi budak kontrak seumur hidupmu." kata Jung In saat Moo Kyul menemuinya. "Kau pikir aku akan menyesal lalu menandatangani kontrak denganmu jika kau melakukan ini?" ucap Moo Kyul dingin. "Kang Moo Kyul, mengapa kau selalu begitu berhati-hati terhadapku? Apa yang harus aku lakukan agar kau mempercayaiku?"
Moo Kyul melirik deretan gitar yang terpajang dikantor Jung In. "Aku tidak akan pernah mempercayai seseorang yang memajang semua gitar mahal sebagai dekorasi dikantornya, sangat sulit bagi seorang musisi untuk datang kekantor nya dan melihat hal tersebut. Kau tidak boleh melakukan itu jika kau masih ingin memanggil dirimu dengan sebutan produser musik" ujarnya datar. Lalu Moo Kyul beranjak pergi meninggalkan Jung In.
Moo Kyul berjalan kearah lift, Tetapi niatnya tertahan mendengar suara petikan gitar. Moo Kyul mencari arah suara itu, dilihatnya Jung In sedang memainkan gitar dengan hikmat. Jung In terlihat menikmati permainan musiknya itu. Kening Moo Kyul berkerut menyaksikan hal itu, tidak lama kemudian ia pergi dari tempat itu. Sementara keasikan Jung In terpecah karena rasa sakit ditangan kirinya. Ia membuka telapak tangannya dan terlihat satu bekas luka memanjang ditelapak tangannya itu. Jung In menghela nafas dan menggepalkan tangan nya itu kuat-kuat.
Dirumahnya, Moo Kyul teringat akan ucapan ibunya, ucapan Mae Ri yang mengkhawatirkannya, dan juga perkataan Jung In barusan "Apa yang perlu aku lakukan agar kau mempercayaiku?". Esok harinya, saat Mae Ri dan Jung In sedang mengobrol bersama dan hendak memasuki lift, mereka dikagetkan dengan kedatangan Moo Kyul dikantor mereka. Padahal sebelumnya Jung In telah pesimis akan usahanya untuk menggaet Moo Kyul. "Aku kesini untuk menandatangani kontrak." ujar Moo Kyul kalem. Mae Ri dan Jung In benar-benar senang dengan pernyataan Moo Kyul.
Jung In menjelaskan tentang kontrak mereka kepada Moo Kyul. Moo Kyul yang setengah memperhatikan meraih surat itu dan membacanya singkat. "Apa yang mengubah pikiranmu?" tanya Jung In kepadanya. Moo Kyul menjawab karena rasa penasarannya berkembang sekarang, Lalu ia bangkit dan mendekati deretan gitar yang terpajang diruangan Jung In, "Tampaknya gitar ini tidak hanya dijadikan dekorasi semata, Kau membuatku penasaran." Jawab Moo Kyul. Jung In tersenyum mendengar perkataan Moo Kyul, "Begitu.. Aku pun penasaran tentang dirimu" kata Jung In.
"Ah.. Aku punya satu persyaratan.." Moo Kyul berkata. "Katakan padaku" ucap Jung In. "Aku menginginkan kontrak ini berakhir sama dengan waktu kesepakatan 100 hari pernikahan." Jung In menanyakan alasan Moo Kyul meminta hal itu, Moo Kyul menjawab ia mungkin bisa mempercayai Jung In dalam hal musikalitas, tapi kepercayaannya tidak cukup untuk hal lain. Jung In menyetujui syarat yang diajukan oleh Moo Kyul. Tetapi ia meminta agar merahasiakan hal itu dari orang-orang kantor (pernikahan mereka) dengan alasan hal itu akan membuat Mae Ri tidak nyaman jika karyawan kantor mengetahuinya. Moo Kyul setuju dengan hal itu,. "Dengan demikian, pekerjaan dan kehidupan cinta kita hanya tertinggal 77 hari lagi."
Moo Kyul dan teman-teman band nya makan-makan disebuah kedai. "Apa? Jadi si bangsat itu adalah suami sah nya Mae Ri? Mengapa kau tidak memberitahu kami sebelumnya?" Teman Moo Kyul marah saat mengetahui hal itu dari Moo Kyul. "Yeah, aku tahu dia itu benar-benar brengsek, tetapi ia ternyata berasal dari kelas satu" Ujar teman yang satunya lagi. Teman-teman Moo Kyul berebut memberikan saran bagaimana cara menghadapi si brengsek itu (Jung In), Moo Kyul mengatakan ia tidak bisa mengakui Mae Ri sebagai "istrinya" dikantor karena tidak ada yang boleh tahu mengenai hal itu.
"Ngomong-ngomong, kau tidak pernah menganggap Mae Ri sebagai "gadis" sebelumnya bukan?" tanya teman Moo Kyul. "Sebagai gadis?" Moo Kyul balik bertanya, "Oh... Aku mempunyai perasaan berbeda terhadapnya akhir-akhir ini" sambungnya lagi. "Benarkah?" tanya teman nya kaget. "Hmm.. ia sering kali mengingatkan ku pada ibuku." Jawab Moo Kyul. "Ibu mu? Maksudmu kau mulai mendapatkan perasaan keibuan dari gadis itu? Sepertinya permainan telah berakhir "ujar teman-teman Moo Kyul.
"Hey, ini tidak seperti yang kau pikir, jangan berlebihan... Dia bahkan bukan seorang gadis bagiku.." ucapan Moo Kyul terhenti begitu ia mendapat telpon. Dari Ibunya. Karena teman-teman nya berisik, ia pergi keluar. Ibu nya berkata ia kembali bersama pacarnya, jadi ia tidak perlu membayar hutang nya lagi. Moo Kyul benar-benar kesal karena ibunya tidak memberi tahunya terlebih dahulu. Mae Ri datang menghampiri Moo Kyul dan menghiburnya dengan mengatakan "Kau pasti hidup dalam kesulitan karena mempunyai ibu yang tidak dewasa" Moo Kyul tertawa dan mengatakan Ayah Mae Ri juga sama seperti ibunya. Mae Ri tersenyum melihat persamaan nasib mereka. Mereka berdua mengehela napas dan menunduk lemas.
"Oh iya, terima kasih telah membantuku menyelesaikan kontrak itu" ucap Moo Kyul kemudian. "Jadi, Director Bang (Manajer nya Lee Ahn) tidak akan menyeretmu lagi?" Tanya Mae Ri. "Ya, begitulah" jawab Moo Kyul. "Hey.. Noona mu ini (kakak perempuan, panggilan dari adik laki-laki -kr) benar-benar layak dipercaya bukan? Ucap Mae Ri bangga. Moo Kyul tertawa dan menggoyang-goyangkan kepala Mae Ri. "Hey hentikan..." ujar Mae Ri kesal, lalu merapikan rambut yang diacak oleh Moo Kyul, tetapi Moo Kyul tidak berhenti malah mencubit kedua pipi Mae Ri. Melihat Moo Kyul berada sangat dekat dengannya, dengan panik Mae Ri berdiri. "Mengapa kau bertingkah seperti ini?" tanyanya sedikit canggung.
"Apa ini? Apa kau mulai menjadi pemalu hanya karena sebuah ciuman?" tanya Moo Kyul. "Terang saja, jadi jangan bermain-main denganku" ucap Mae Ri dengan gugup. Lalu mereka pergi bergabung dengan teman-teman Moo Kyul, akan tetapi Seo Joon telah berada disana dan tercengang karena Mae Ri mengenal Moo Kyul dan teman-teman nya dengan baik, Moo Kyul mengatakan Mae Ri adalah fans nya, disusul oleh ucapan teman-teman band nya berbarengan mengatakan Mae Ri adalah fans mereka.
"Apa yang membawamu kesini?" tanya Moo Kyul pada Seo Joon. "Ada apa dengan mu Kang Moo Kyul?, Kau begitu menentang saat aku mencoba membawamu menandatangani kontrak itu sebelumnya" ujar Seo Joon. Ia menoleh kearah Mae Ri yang juga sedang menatapnya, "Sedikit mengejutkan mengetahui kau adalah fans mereka, Jadi, apa lagu si perfect Moo Kyul yang menjadi favoritmu?" ucap nya lagi.
"Oh.. Take Care of My Bus" jawab Mae Ri asal. teman-teman Moo Kyul tertawa karena Mae Ri salah menyebutkan nama, "Maksud ku... My Bus" jawab Mae Ri malu.
Seo Joon tertawa, "Ada apa ini, Apakah Moo Kyul punya fans yang amatur sekarang?" ujarnya. "Tentu saja tidak. Ngomong-ngomong bagaimana kalian bisa saling mengenal?" tanya Mae Ri. "Kekasih" Seo Joon cepat memotong pertanyaan Mae Ri. Moo Kyul menoleh kearah Seo Joon dan teman-teman Moo Kyul saling berpandangan. "Setidak nya dulu... tetapi sekarang kami hanyalah teman" sambung Seo Joon lagi. dengan santai ia merangkul pundak Moo Kyul. Moo Kyul menuangkan bir digelas Seo Joon dan menyuruhnya minum, bahkan Moo Kyul menyuapi Seo Joon. sementara Mae Ri memperhatikan keadaan tersebut tidak enak hati.
Selesai makan, Mae Ri beranjak hendak pulang sendiri, tetapi Moo Kyul segera menyusulnya dan menyuruh Mae Ri mampir kerumahnya terlebih dahulu karena ia memerlukan bantuan Mae Ri, Seo Joon yang menyaksikan ini sedikit curiga.
"Jangan pergi.. Aku tidak ingin kita berpisah"
"Lupakan saja, semuanya telah berakhir"
"Ide menjadi bertanggung jawab kepada seseorang membuatku takut.. Itulah mengapa aku takut untuk menikah, akan tetapi, memikirkan akan sendirian setelah berpisah denganmu lebih...lebih menakutkan... Ahh.. ini buruk sekali, aku tidak bisa" ucap Moo Kyul sambil bergidik lalu melemparkan naskah nya kemeja. Ia menjatuhkan dirinya duduk disofa.
"Hei, ini adalah adegan yang paling penting.. lihat disini.."menakutkan" dan segera baris ini selesai musik pun dimulai, juga perasaan sedikit cemas pun dibangun dan... "Jadilah teman hidupku"... setelah mengclose up wajah syok Mo Ne, Trang..trang.... lagu pun dimainkan, dan ditengah-tengah lagu kedua pemeran utama saling berpandangan dengan penuh cinta dan akhirnya... Kiss, Apa kau mengerti?" Mae Ri menjelaskan isi skenario itu panjang lebar pada Moo Kyul.
Moo Kyul berpikir sejenak.. "Aku tidak tahu.. Ahh drama begitu kekanak-kanakan" ujarnya kesal. "Hey.., kau mengatakan seperti itu karena kau tidak pernah menonton mereka, tetapi jika kau ingin membuat lagu untuk pekerjaan ini, kau juga harus menjiwainya" protes Mae Ri. "Lalu, apakah mood nya seperti ini?" Moo Kyul bangun dan mengambil kembali naskah nya, "Jadilah teman hidupku.." Ia berusaha menjiwai naskah itu, lalu seolah akan mencium Mae Ri, ia mendekatkan dirinya kearah Mae Ri dan sukses membuat Mae Ri gugup.
"Apa yang kau lakukan?" Mae Ri mendorong Moo Kyul. "Yah kau menghendaki ciuman, didalam naskah ini, aku hanya berusaha mendapatkan mood dari naskah ini" Moo Kyul membela diri. "Kau membuatku terkejut" ujar Mae Ri masih tidak kehilangan gugupnya. "Yah.. Kau menyukaiku?" tanya Moo Kyul menggoda.
"Kenapa aku harus menyukaimu? Itu memalukan, yang benar saja." ujar Mae Ri.
"Aku tidak berkencan dengan siapapun lebih dari sebulan ini, jika kita terus seperti ini, kita tidak bisa mengakhiri nya hingga kontrak berakhir" kata Moo Kyul.
"Jangan khawatir, aku tidak akan jatuh cinta padamu... Lebih baik kau jaga dirimu, Jangan menjadi jatuh cinta padaku hanya karena direktur (Jung In) sedang mencoba usaha terbaiknya. Jika kau memikirkan tentang hal itu, kau akan cemburu nantinya." Ujar Mae Ri.
"Yah... kapan aku pernah cemburu?" lagi pula, apa kau berpikir aku benar-benar akan menyukai seseorang sepertimu? ucap Moo Kyul sambil menyemprotkan sesuatu ketangannya.
"Ya aku mengerti, tapi ngomong-ngomong, apa yang sedang kau lakukan?" tanya Mae Ri melihat Moo Kyul sibuk sendiri.
"Tahu kah kau rambut ku adalah segalanya bagiku? Aku harus menjaganya tetap terawat" ucap Moo Kyul sambil mengenakan sarung keramas kekepalanya.
"Chh.. Kau ini sangat gay" canda Mae Ri.
"Itulah kenapa kau tidak boleh jatuh cinta padaku" balas Moo Kyul bercanda.
Mae Ri duduk bertopang dagu disebuah kafe (musik latarnya i'm yours - Jason Mraz), saat kedua sahabatnya menghampirinya.
"Wi Mae Ri, jadi yang mana diantara kedua laki-laki itu?" tanya temannya.
"Yang mana apanya" tanya Mae Ri tidak mengerti.
"Kau seharian ini termenung sejak kau tiba disini, Jadi tidak diragukan lagi, kau sedang jatuh cinta bukan?" Ujar teman Mae Ri yang satunya lagi sambil menepuk meja.
"Bukan.. bukan seperti itu" Mae Ri mencoba mengelak, tetapi dipotong oleh temannya lagi "Ini sudah satu bulan, jadi apa yang kau pikirkan tentang mereka? ayo ceritakan pada kami" desak teman-temannya.
"Hmm.. sejak aku mulai bekerja diperusahaan, aku sudah menyadari Jung In adalah pria manis yang baik,.."
"Wah.. jadi maksudmu kau jatuh cinta pada direktur Jung?" Teman Mae Ri bersorak girang, tetapi Mae Ri cepat membantah ucapan temannya itu. "Aku hanya berpikiran objektif, aku tidak mempunyai perasaan apapun terhadapnya hingga kini."
"Lalu bagaimana dengan Kang Moo Kyul?" tanya teman Mae Ri yang satunya lagi.
"Moo Kyul? ini agak aneh sekarang, akhir-akhir ini aku merasa tidak nyaman jika kami sendiri-sendiri" ucap Mae Ri polos.
"Apa? Jadi kau jatuh cinta pada Moo Kyul?" teman nya berteriak girang, lagi-lagi Mae Ri mematahkan semangat sahabatnya itu dengan mengatakan tidak. "Aku tidak cukup gila untuk jatuh cinta padanya" ucap Mae Ri kalem.
"Ahh.. lagi pula, bagaimana bisa ada kemajuan dengan seseorang yang tidak pernah berkencan sebelumnya" ucap temannya iti dengan kesal.
"Tepat sekali, satu wanita dua pria, tetapi tidak ada kegemparan sama sekali" tiimpal temannya lagi.
"Ya, tidak ada kehebohan sama sekali, yah.. berkecan saja dengan Jung In," saran teman-temannya. Mae Ri mendengarkan teman-temannya dengan bingung.
Tuan Jung mengajak Ayah Mae Ri ke sebuah rumah makan, Tuan Jung memberikan rumah makan itu untuk ayah Mae Ri sebagai tempat usaha, Tuan Jung mengatakan memberikan tempat itu sebagai hadiah atas keberhasilan Ayah Mae Ri memisahkan Mae Ri dengan Moo Kyul, Ayah Mae Ri sedikit pucat atas ucapan Tuan Jung, dan Tuan Jung melihat kegugupan diwajah Ayah Mae Ri. ayah Mae Ri berbohong dan mengatakan semua nya telah ia bereskan, lalu mengalihkan pembicaraan dengan melihat-lihat isi toko itu. Tetapi Tuan Jung tidak bodoh, ia mulai curiga dengan gerak gerik dari Ayah Mae Ri,
Di studio Jung In, Moo Kyul dan teman-teman nya sedang mencoba peralatan musik yang ada distudio itu. Teman-teman Moo Kyul berdecak kagum karena alat-alat musik yang ada disana berkualitas tinggi, yang tidak biasa mereka mainkan. Mereka berterima kasih pada Moo Kyul karena telah mengajak mereka ketempat itu, acara haru-haruan mereka terganggu dengan kedatangan Jung In.
"Kalian juga bisa menggunakan alat-alat ini diluar, dan kalian bebas menggunakannya, Jika kalian membutuhkan sesuatu, hubungi saja aku" ucap Jung In. teman-teman Moo Kyul mengiyakan dengan sungkan, sedangkan Moo Kyul tersenyum tipis. Jung In mengatakan akan melakukan yang terbaik untuk membantu semampunya, dan juga meminta agar mereka mampu membuat ia mempertimbangkan mereka sebagai "band si perfect Moo Kyul" teman-teman Moo Kyul menelan ludah mendengar ucapan sang direktur, Moo Kyul menatap kearah Jung In.
"Tidak hanya sebagai manajer, tetapi sebagai seseorang yang mengambil bagian didalam band" Ia menyambung ucapannya.
Seorang karyawan datang meminta waktu Jung In, setelah diluar, ia menunjukkan sebuah artikel, Jung In kaget melihat isi artikel itu. Disaat yang sama, Seo Joon berada didalam mobil bersama Lee Ahn sedang membaca artikel gosip tentang mereka. Seo Joon meminta agar Lee Ahn tidak terganggu akan adanya gosip tersebut dan berkosentrasi pada pekerjaan mereka. tetapi Lee Ahn malah meminta Seo Joon agar mereka benar-benar berkencan.
"Jujurlah, apa yang sebenarnya terjadi antara kau dan Direktur Jung In?" tanya Lee An kesal. Lee An sangat menyukai Seo Jun, tapi sepertinya hati Seo Jun cuma buat Mu Gyul.
"Yah, keluarlah." pinta Seo Jun merasa risih dengan Lee An. "cepatlah."
"Ah, lupakan saja." ucap Lee An seraya mengenakan kaca matanya, "Baiklah, aku akan pergi, kau bekerja keraslah dengan dirimu sendiri." Lee An keluar dari mobil Seo Jun dan memasuki mobil pribadinya yang terparkir tepat di samping mobil Seo Jun.
Jung in menerima telepon dari ayahnya. "Ya, ayah."
"Dimana kau?"
"Aku akan menghadiri rapat."
"Temui aku secepat mungkin jika kau sudah selesai."
"Ya."
Mae Ri sedang membereskan skrip drama dan menatanya di meja Jung In, Seo Jun masuk ke ruangan.
"Kemana direktur pergi, dia tidak mengangkat teleponnya saat aku menghubungi?" tanya Seo Jun pada Mae Ri.
"Ah, dia sedang menghadiri rapat penting." jawab mae Ri dengan ramah.
Jung In dan ayahnya membicarakan tentang perkembangan hubungan antara Jung In dan Mae Ri.
"Jadi, bagaimana kelanjutan drama yang sedang kau produksi?" tanya Ayah Jung In.
"Kami sedang mencari sebuah arah yang berbeda sekarang," jawab Jung In.
"Aku dengar ada masalah dengan para pemain utama. Dalam hal ini kau harus lebih peka saat kau berhubungan dengan banyak orang, kau perlu banyak berpikir keras karena hal itu akan membantumu dalam menghadapi setiap konflik yang terjadi." Ayah jung in memberikan nasehat.
"Aku akan merencanakan semuanya sendiri, tapi sepertinya akhir-akhir ini aku sangat sibuk dengan urusan perusahaan, jadi, aku akan membiarkan Mu Gyul untuk mengawasi vocal training Seo Jun." ujar Jung In dengan masih tetap fokus mengendarai mobil. "Ah.. Tapi, mungkin ini akan menjadi hal yang tidak nyaman untukmu karena status hubungan mereka yang dulu, aku akan melakukan sesuatu."
"Tidak, tidak masalah. Aku baik-baik saja. Semua ini hanya sebatas hubungan kerja." jawab Mae Ri.
Handphone Jung In berdering,
"Ya? Apa kau sudah mengatasi artikel itu? Baiklah, kau sudah bekerja keras. Aku akan menghubungimu nanti." ucap Jung In mengakhiri pembicaraan via telepon dengan asistennya.
Mae Ri berkata, "Kau sudah berhasil mengatasi masalah scandal Seo Jun bukan? Sekarang semuanya jadi terlihat tenang dari pada kemarin."
"Team kita yang telah mengatasinya dengan cepat, tapi masalahnya adalah semua hal itu belum terselesaikan dengan tuntas." jawab Jung In.
Mae Ri menghela nafas, "Membuat drama bukan suatu hal yang mudah ternyata. Aku tidak bisa membayangkan, sudah ada banyak rintangan bahkan sebelum kita memulai drama itu sendiri. Dan kau juga harus membuat kesepakatan dengan para aktor. Pasti semua itu sangat sulit untukmu, Direktur." ujar Mae Ri merasa simpati pada Jung In yang mengatasi segalanya sendiri.
"Aku baik-baik saja. Aku masih bisa mengatasi semuanya." Jung In tersenyum.
"Whoaa. Kau benar-benar berbakat." puji Mae Ri. "Sepertinya kita sudah berkendara cukup jauh untuk makan siang kali ini."
Di restaurant, Mae Ri memperhatikan Jung In yang belum juga memakan pesanannya.
"Aku rasa sepertinya orang-orang di industri hiburan seperti ini tidak ada yang memiliki kesetiaan sama sekali. Mereka keluar begitu saja dari sebuah produksi hanya karena proses drama yang belum teratasi dan karena skrip yang harus ditulis ulang. Kalau semua itu dibawah kekuasaanku. Drama itu akan difilmkan dengan segera, seperti yang mereka rencanakan dengan menggunakan tampilang yang sederhana untuk para penonton yang menonton. Maksudku, kenapa drama harus memiliki tanggal yang spesifik untuk membuatnya menjadi sebuah film." ujar Mae Ri.
Jung In hanya diam mendengarkan.
Mae Ri sedang menikmati pemandangan kincir angin kertas yang terdapat di sekitar bukit.
"Terimakasih Seo Jun. Kita akan membicarakan tentang hal itu di kantor." Jung In menghampiri Mae Ri setelah ia memutus sambungan teleponnya dengan Seo Jun. "Maaf, kau jadi harus menunggu lama."
"Tidak apa-apa, aku sangat mengagumi pemandangan di tempat ini." ujar Mae Ri.
"Waktu memang berjalan sangat cepat." kata Jung In, ikut memperhatikan pemandangan yang terhampar di depan mereka.
"Ya." jawab Mae Ri.
"Jadi, apa saja yang kau lakukan bersamanya setelah pulang dari bekerja?" tanya Jung In pada Mae Ri.
"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Mae Ri tanya balik.
"Karena dia adalah sainganku." jawab Jung In. "Aku sangat ingin tahu seperti apa kalian biasanya menghabiskan waktu bersama dan seperti apa saat kalian berkencan."
"Yah. Kami tidak benar-benar berkencan. Mu Gyul harus berlatih gitar dan aku biasanya menonton drama, jadi kami hanya tinggal di rumah. Memasak dan membersihkan rumah." jawab Mae Ri.
"Jadi, kang Mu Gyul tau bagaimana caranya memasak?" tanya Jung In.
"Huh? Ah, tentu. Dia juga sering membantu pekerjaan rumah juga, dia sama sekali bukan tipe suami yang tidak baik." ujar Mae Ri mencoba meyakinkan Jung In.
"Yah, bagaimana bisa kau tidak pernah membersihkan semua ini?" tanya Mae Ri, ia sedang berbicara dengan Mu Gyul lewat telepon. "Kalau kau tidak mau membantuku untuk membersihkan semuanya, paling tidak jangan membuat tempat ini menjadi berantakan." ujar Mae Ri seraya membersihkan meja.
"Siapa yang menyuruhmu untuk membersihkannya?" tanya Mu Gyul. Mu Gyul sedang berada di studio. "Aku sama sekali tidak peduli dengan tempat berantakan itu."
"Kau harus menjaga kebersihan tempat tinggalmu? Bukankah itu sangat memalukan kalau tempatmu berantakan?" ucap Mae Ri.
"Apa kau akan terus berkomentar seperti itu? Aku sedang bekerja sekarang, kau tahu?"
"Kapan kau selesai bekerja?" tanya Mae Ri. "Apa kau akan membawa sesuatu untuk dimakan sebelum kau pulang?"
"Tidak, aku akan makan di rumah." jawab Mu Gyul. Mu Gyul berpikir, "Mmm.. Aku ingin makan sup kacang."
"Ah, tentu. Aku akan membuatnya. Udara saat ini sangat dingin, jadi jangan pergi kemana-mana, pulang cepatlah." ucap Mae RI. Kyaaa.. mereka bener-bener sudah seperti suami istri..
Mae Ri kembali membersihkan ruangan itu dengan memunguti sampah dan menaruhnya di keranjang seraya bernyanyi, "Aku akan membersihkan ruangan ini dulu."
Saat Mae Ri memunguti sampah, ia menemukan rajutan sarung tangan setengah jadinya. Mae Ri segera menyelesaikan rajutan tangan itu, ia menyelesaikannya agar Mu Gyul bisa segera memakai sarung tangannya itu.
"Whooaa.. Ini sangat cantik." ucap Mae Ri, ia mencoba sarung tangan yang baru saja dirajutnya. "Whoaa. Tangannya sangat besar." Mae Ri menggerak-gerakkan tangannya yang terbalut sarung tangan seraya tertawa senang. "Whoaa.. Hangaaat."
Masakan Mae Ri sudah matang, "Semuanya sudah matang." Mae Ri membuka panci yang berisi sup kacang, "Whooaa.. keliatannya sangat enak. Ah, lebih baik aku mengirim sms Mu Gyul."
Di studio, Mu Gyul masih berkutat dengan musik. Kali ini ia mengarahkan Seo Jun yang juga ikut ambil bagian dalam pembuatan Ost drama. Mu Gyul mendengarkan dengan saksama suara Seo jun saat bernyanyi, beberapa kali Mu Gyul mengatur dinamika nadannya. Seo Jun menyanyikan lagu 'my precious'-nya Mu Gyul.
"Tidak buruk." kata Mu Gyul saat Seo jun sudah menyelesaikan lagunya.
"Benarkah?" tanya Seo Jun. "Apa aku melakukannya dengan baik?"
"Tidak terlalu buruk sama sekali." ulang Mu Gyul."Tapi, cobalah untuk tidak mengikuti caraku bernyanyi meskipun ini laguku. Cobalah untuk mengkombinasikan antara suaramu dengan perasaanmu sendiri dan memasukkan ke dua unsur itu ke dalam lagu yang kau nyanyikan." Mu Gyul mengarahkan.
"Baiklah, aku mengerti. Ayo kita ulangi lagi." ucap Seo Jun.
Handphone Mu Gyul berdering, Mae Ri mengiriminya pesan, sebuah foto sup kacang yang baru saja dimasaknya. "Sup kacang sudah siap." isi pesan Mae Ri.
Mu Gyul tersenyum membaca sms dari Mae Ri.
"Sampai di sini dulu untuk hari ini." ucap Mu Gyul pada Seo Jun.
Seo jun menghampiri Mu Gyul, ia duduk di dekat Mu Gyul.
"Terimakasih. Aku sangat senang kita bisa dekat seperti ini lagi." ujar Seo Jun.
"Aku juga." jawab Mu Gyul yang sedang membereskan gitarnya.
"Mungkin tidak akan seperti ini, kalau kau sudah memiliki seorang kekasih." ucap Seo Jun. "Apa kau tetap tidak akan pernah menikah?"
"Aku tidak akan melakukan hal itu." jawab Mu Gyul.
"Kau memang benar-benar Kang Mu Gyul yang aku kenal." Seo Jun tersenyum. "Aku pikir aku akan selalu menjadi teman baikmu sampai tua nanti." Seo Jun berkata seperti itu karena ingin selalu bersama Mu Gyul, jadi ia akan mendampingin Mu Gyul sampai tua nanti tanpa adanya status.. kyaa..
Mu Gyul tidak menjawab apa-apa, ia langsung keluar dari studio.
Ayah Jung in menyerahkan beberapa foto Mae Ri di rumah Mu Gyul kepada Ayah mae Ri. Di foto itu Mae Ri terlihat sedang membuang sampah.
"Mae Ri menjadi sangat kesusahan karena pria bodoh itu. Maafkan aku president." ucap Ayah Mae Ri.
"Apa kau mencoba membohongiku saat kau meyakinkanku kalau mereka berdua sudah tidak berhubungan lagi?" tanya Ayah Jung In.
"Aku tidak bermaksud seperti itu.." jawab Ayah mae Ri yang sangat gugup.
"Kau mencoba menjelaskan semuanya sekarang? Aku tidak bisa lagi mempercayaimu. Aku akan mengurus ini dengan caraku sendiri." Ayah jung In berkata dengan serius
"Presiden, jangan presiden." kata Ayah Mae Ri, tapi saat Ayah Jung In menatapnya, Ayah Mae Ri menghentikan permintaannya.
Saat Ayah Jung In dan beberapa pengawalnya pergi, Ayah mae Ri segera menelpon Mae Ri.
"Oh, hello, Mae Ri? Apa kau masih di tempat pria itu? Yah, tetap di sana dan tunggu aku."
Seo jun mengantarkan Mu Gyul sampai tempat tinggalnya. Mu Gyul keluar dari mobil Seo Jun dan berkata "Kau tidak harus mengantarku seperti ini, terimakasih." ucap Mu Gyul.
"Tiba-tiba cuaca menjadi sangat dingin, dan aku tahu kau sangat tidak menyukai hal itu." jawab Seo Jun.
Mu Gyul tersenyum, "Kau pasti sangat lelah, pulanglah dan beristirahatlah."
"Tentu. Aku akan menunjukkan kepadamu keahlianku dalam bernyanyi saat latihan nanti. Aku pergi." kata Seo jun, mobilnya melaju meninggalkan tempat tinggal Mu Gyul.
Mu Gyul tersenyum mendengar hal itu.
Saat Mu Gyul akan membuka pintu tempat tinggalnya, Ayah mae Ri langsung menghampirinya dan memegang erat lengan Mu Gyul.
"Aku menangkapmu, dasar kau playboy, huh?" ucap Ayah Mae Ri dengan kesal.
"Oh! Ada masalah apa?" tanya Mu Gyul tanpa ada rasa bersalah.
"Apa?! Cepat kita temui Mae Ri dan membicarakan semuanya padanya. Semua akan terselesaikan hari ini juga." Ayah Mae Ri membentak Mu Gyul dan menarik kerah Mu Gyul.
"Cepat buka pintunya, cepat. Buka. Buka." Ayah Mae Ri memaksa Mu Gyul untuk cepat membukakan pintu.
"Apa katamu?! Kau bilang kau tidak mau?" ayah Mae Ri bertambah kesal.
"Ayah, rambutnya adalah segalanya bagi Mu Gyul." Mae Ri mencoba membela Mu Gyul.
"Ahh. Tapi aku sangat membenci rambut wanitanya itu." Ayah Mae Ri benar-benar kesal.
Mu Gyul juga kesal sebenarnya tapi mau bagaimana lagi, tidak ada gunanya kalau ia harus melawan Ayah Mae Ri. Tanpa sengaja Mu Gyul melihat jas ayah Mae Ri yang sangat ketat.
Mu Gyul menunduk dan tertawa terbahak melihat kancing baju ayah Mae Ri yang hampir saja copot karena tubuhnya yang gemuk.
Ayah Mae Ri langsung menahan nafas agar perutnya tidak terlihat buncit.
"Apa?! Sekarang kau malah tertawa terbahak?!" kata Ayah mae Ri.
Mu Gyul menghentikan tawanya, "Tidak, tidak ada apa-apa." ucap Mu Gyul seraya pergi.
"Hei kau.. kemari.. kemari!!" Ayah mae Ri mencoba untuk mengejarnya tapi mae Ri langsung menghadang ayahnya. "Yah, apa dia lebih menyukai rambutnya ketimbang menyukai dirimu?!" tanya Ayah Mae Ri kesal.
"Ayah. Tolong tinggalkan Mu Gyul sendiri." jawab Mae Ri.
"Ah.. Keterlaluan!" Ayah Mae Ri duduk di sofa, "Aku berharap aku dapat melakukan hal itu, tapi ayahmu ini sedang mendapat masalah besar."
Mae Ri ikut duduk di samping Mu Gyul. "Kenapa? Ada masalah apa?" tanya mae Ri.
"Aku belum mengatakan hal ini sebelumnya kepadamu, tapi Jung Suk hyung ingin kau dan jung in untuk segera menikah. Dia akan benar-benar memastikan kalau kalian berdua sudah putus. Dia bahkan mengambil gambar-gambar ini." Ayah mae Ri memberikan foto-foto Mae Ri.
"Jadi, Ahjussi yang menyuruh Ayah untuk melakukan semua ini?" tanya Mae Ri setelah melihat foto-foto itu.
"Aku tidak bisa membiarkan ini semua." ucap mae Ri. "Aku harus bertemu dengan Ajussi sekarang juga."
Mae Ri, Ayah Mae Ri dan Ayah Jung In bertemu di sebuah restaurant mewah. Mae Ri mengungkapkan semua yang ia ingin ungkapkan pada Ayah Jung in. Ayah Jung In yang selalu terlihat gugup di depan Mae Ri mendengarkan semua permintaan Mae Ri. Ayah Jung In menyetujui semua permintaan mae Ri tanpa adanya penolakan.
"Kau yang pertama kali mengusulkan untuk adanya 100 hari perjanjian ketetapan sebelum pernikahan. Aku tidak pernah berpikir kalau kau akan membatalkan keputusan yang telah kau buat sendiri. Aku selalu menghormatimu sampai saat ini, tapi kau sudah membuatku kecewa, ahjussi." ujar Mae Ri dengan tenang.
"Yah, Mae Ri Yah, sopanlah di depan orang yang lebih tua darimu." suruh Ayah Mae Ri saat mendengar perkataan anaknya yang kelewat sopan.
"Aku memaafkannya." jawab Ayah Jung In.
"Tolong tepati janjimu." ujar Mae Ri, Mae Ri ingin agar 100 hari ketetapan itu tetap berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. "Aku pun akan melakukan hal yang sama, sampai 100 hari ketetapan itu berakhir."
Ayah Jung In mengangguk, "baiklah."
"Dan juga, ahjussi, tolong jangan ganggu Mu Gyul lagi dan berhentilah untuk membuat ayahku menjadi kesusahan." kata Mae Ri.
"Aku mengerti." Ayah Jung In mengangguk.
Ayah Mae Ri tersenyum senang mendengar pernyataan Mae Ri dan persetujuan Ayah Jung In.
"Dan satu hal lagi, sudah lebih dari cukup peranmu dalam kehidupan kami dengan membayar semua hutang kami. Dan tidak ada alasan lagi bagimu, untuk memberikan kami sesuatu yang lain." Mae Ri menatap Ayah Jung In.
"Yah, Mae Ri Yah, mengenai hal itu..." Ayah Mae Ri ingin protes dengan perkataan Mae Ri, Ayah mae Ri tentu saja masih ingin menikmati pemberian Ayah Jung In.
"Baiklah, aku mengerti. Aku berjanji mengenai semua hal yang baru saja kau katakan." jawab Ayah Jung In. "Dan aku mohon maafkanlah aku kalau aku sudah membuatmu kecewa."
Mae Ri menunggu Kang Mu Gyul di taman bermain. Ia berbicara dengan Mu Gyul lewat telepon.
"Kang Mu Gyul, aku sudah siap." ucap Mae Ri. "Dimana kau?"
"Aku di sini." ujar Mu Gyul. Mu Gyul sedang berjalan ke arah Mae Ri, tapi tentu saja Mae Ri tidak mengenali Mu Gyul, Mu Gyul sudah merubah gaya rambutnya seperti yang diinginkan ayah mae Ri.
"Dimana?" tanya Mae Ri melihat kesekelilingnya. "Aku tidak melihatmu."
Mu Gyul menepuk-nepuk pundak Mae Ri, dan saat Mae Ri berbalik ke arah Mu Gyul, Mu Gyul berkata dengan tersenyum, "Merry Christmas!"
Mae Ri terkejut dengan perubahan yang terjadi pada Mu Gyul. "Kang Mu Gyul, ada apa ini?!"
Mu Gyul memegangi rambutnya, Mae Ri berlari mengelilingi Mu Gyul untuk memperhatikan rambutnya dari depan sampai belakang. Dan Mu Gyul kembali tersenyum. ^ ^
Mu Gyul dan Mae Ri datang ke restaurant pemberian ayah jung In (yang sekarang sudah menjadi restaurant milik ayah mae Ri). Mu Gyul dan Mae Ri menikmati hidangan yang disediakan. Ayah Mae Ri sama terkejutnya dengan Mae Ri saat melihat perubahan yang terjadi pada rambut Mu Gyul.
"Ada apa ini? Apa pria itu sangat serius dengan Mae Riku? Apa dia benar-benar memotong rambutnya?" tanya Ayah Mae Ri pada dirinya sendiri.
Mae Ri dan Mu Gyul sudah selesai menikmati hidangan restaurant dan mereka segera pamit pada Ayah Mae Ri.
"Aku sangat menikmati semuanya, terimakasih. Kami akan segera pergi sekarang." ucap Mu Gyul.
"Oh, oh, tentu saja." jawab Ayah mae Ri dengan nada ramah.
"Ayah sekarang Mu Gyul sudah memotong rambutnya." ucap Mae Ri.
"Oh, tentu." jawab Ayah Mae Ri seraya tersenyum.
Mae Ri mengangguk-angguk senang.
Mu Gyul mendekatkan wajahnya pada Ayah Mae Ri. "Kau tidak akan mencariku lagi mulai dari sekarang?" tanya Mu Gyul.
"Oh, tentu saja. Aku berjanji." jawab Ayah Mae Ri.
"Selamat tinggal. Ayo honey." Mu Gyul merangkul pundak Mae Ri. Mae Ri terkejut dengan rangkulan tangan Mu Gyul ke pundaknya.
"Oh, tentu saja, honey." jawab Mae Ri.
"Terima kasih, hati-hati." sapa Ayah Mae Ri. Ayah Mae Ri masih terus memperhatikan rambut Mu Gyul. "Rambutnya adalah segalanya baginya, mungkin dia memang benar-benar mencintai Mae Ri." ungkap Ayah Mae RI pada dirinya sendiri yang masih ragu.
Mu Gyul dan Mae Ri sampai di tempat tinggal Mu Gyul. Mu Gyul duduk di pinggiran kasur seraya menunduk. Mae Ri berdiri di depannya.
"Terimakasih." ungkap Mae Ri. "Ayahku tidak akan mengganggu kita lagi sekarang. Tapi apa yang harus kita lakukan dengan rambutmu itu? Kau sudah berusaha keras untuk mengatasi segalanya, semuanya karena salahku. Maafkan aku." ungkap Mae Ri menyesal. Mae Ri mengambil sesuatu dari dalam tasnya, sebuah hadiah untuk Mu Gyul. "Ini, sebuah hadiah."
Mu Gyul membuka hadiah itu, sebuah rajutan sarung tangan "Kau sudah menyelesaikannya." ucap Mu Gyul seraya langsung memakai rajutan sarung tangan buatan Mae Ri itu. "sangat hangat." ucap Mu Gyul.
"Tapi, kenapa kau memutuskan untuk memotong rambutmu, padahal kemarin kau bilang kau tidak akan pernah memotong rambutmu." tanya Mae Ri.
"Karena itu sangat mengganggu, ayahmu pasti masih akan menggangguku kalau aku tidak melakukan apa yang diinginkannya." ucap Mu Gyul.
"Paling tidak kau harus memberitahukanku dulu sebelum kau memotong rambutmu. Setelah kejadian semalam, aku sudah berhasil mengatasi semuanya, jadi ayahku atau siapapun yang ada hubungannya dengan direktur tidak akan mengganggumu lagi." Mae Ri mencoba menjelaskan kau ia sudah berbicara dengan Ayah Jung In untuk tidak mengganggu Mu Gyul lagi.
"Yah.. Kenapa kau tidak katakan hal itu sebelumnya?!" tanya Mu Gyul kesal.
"Kau kan yang langsung memotong rambutmu tanpa memberitahukanku terlebih dahulu!" jawab Mae Ri yang tidak ingin di salahkan. "Apa yang harus dilakukan? Maafkan aku." Mae Ri mengelus-ngelus rambut Mu Gyul. "Ini pasti sangat sulit untukmu."
Mu Gyul menepis tangan Mae Ri, Mu Gyul kesal, ia berteriak ke arah Mae Ri. "Yah, Wi Mae Ri!"
"Ya?" jawab Mae Ri gugup.
"Kau seharusnya mengatakan hal itu sebelumnya." ucap Mu Gyul seraya mencopot rambut palsunya. hahaaa. Mu Gyul menggaruk-garuk rambutnya, rambut indahnya jadi lepek dan gatal.
"Apa-apaan ini?" tanya Mae Ri saat tahu ternyata Mu Gyul hanya memakai wig.
"Apa maksudmu? Apa kau pikir aku benar-benar gila untuk memotong rambut indahku sendiri?" jawab Mu Gyul seraya menaruh rambut palsunya di atas kepala Mae Ri.
Mae Ri menghela nafas panjang, mencoba meredam rasa kesalnya.
Jung In mengadakan pertemuan dengan Lee An di sebuah restaurant, mereka akan membicarakan lebih lanjut mengenai kontrak drama yang telah mereka sepakati.
"Direktur." sapa Lee An yang baru saja datang.
Jung In berdiri untuk menyambut Lee An dan menyalaminya, "Senang bertemu denganmu." jawab Jung in.
"Ada keperluan apa kau ingin menemuiku sepagi ini?" tanya Lee An.
"Aku hanya merasa, kita harus berbicara secara pribadi tentang pengaturan jadwalmu." jawab Jung In.
Jung In akan membuat kesepakatan dengan Lee An tanpa adanya manager Lee An.
Perusahaan Jung in akan segera mengadakan sebuah pesta sederhana mengenai peluncuran perdana drama mereka. Mae Ri sibuk mengecek kelengkapan untuk persiapan pesta itu.
Jung In memanggi Mae Ri. "Mae Ri. Bagaimana sejauh ini persiapan perusahaan kita?"
"Semua undangan telah dikirim dan aku juga sudah menyelesaikan data-datanya." jawab Mae Ri.
"Aku akan menyerahkan semuanya padamu." ujar Jung In.
Mae Ri mengangguk. Mae Ri melihat dasi Jung In yang tidak rapih, "Ah, maaf." kata Mae Ri, ia langsung membenarkan letak dasi Jung In.
"Kau terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini, direktur." ucap Mae Ri setelah selesai merapikan dasi Jung In.
"Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan." jawab Jung In dengan wajah bahagia.
"Kau menyuruh kami untuk pentas di pesta saat ini juga?" tanya Mu Gyul pada Jung In.
Ketiga teman Mu Gyul memperhatikan pembicaraan Mu Gyul dan Jung In di ruang yang berbeda. Teman-teman Mu Gyul sibuk berkomentar,
"Yaaah.. Aku tahu pasti ada sesuatu."
"Ahh.. Dia pasti menginginkan kita untuk menjadi sebuah band gratisan."
"Aku tahu sekarang? Dia memperlakukan kita seolah-olah kita band sampah."
Teman-teman Mu Gyul sedang mengomentari Jung In.
Jung In berbaur dengan tamu-tamu undangan, ia menyapa mereka dengan sopan.
"Kau di sini? Apakah semua sudah siap?" tanya Seo Jun.
"Aku yakin semuanya akan berjalan sesuai dengan harapan." jawab Jung In.
Lee An dan managernya datang, "Direktur." sapa Lee An.
"Oppa, selamat! Aku harap dramamu akan menjadi populer." ucap Manager Lee An.
"Ah, mengenai jadwalku yang sangat padat, jika perusahaan akan memulai pembuatan produksi tidak lebih dari 6 bulan, maka aku akan ikut ambil bagian dalam hal ini." ujar Lee An.
"Baiklah, aku akan memegang janjimu." Jawab Jung In. Lee An dan Jung In saling berjabat tangan.
Asisten Jung In memberitahukan pada Jung In kalau sekarang saatnya ia membuka acara ini dengan pidatonya. "Direktur, sekarang waktunya untukmu, untuk membuka acara ini."
"Ya."
"Mohon perhatiannya sebentar. Direktur kami, Byun Jung In akan mengucapkan beberapa patah kata." Asisten Jung In mempersilakan Jung In untuk naik ke atas panggung. Semua hadirin bertepuk tangan menyambut Jung In.
"Terimakasih. Jl Entertainment dengan bangga mempersembahkan sebuah produksi drama pertama kami, sebuah drama remaja yang berjudul Wonderfu day. Mengenai pempublikasian drama ini, aku juga akan memberitahukan beberapa informasi penting. Produksi drama Wonderful Day akan dilanjutkan dengan menjadikannya sebuah film."
Para tamu undangan merasa senang sekaligus terkejut, kecuali Lee An dan managernya, mereka sangat tidak menyukai keputusan itu.
"Mungkin beberapa orang merasa ragu dengan keputusan kami. Tapi, terimakasih sudah mempercayai kualitas produksi drama kami. Semua kepercayaan itulah yang membuat kami mampu membuat keputusan sesulit ini. Dan tentu saja kami tidak akan pernah bisa berhasil tanpa adanya kerja sama yang baik antar para staff. Dan aku mengucapkan terimakasih kepada aktor Lee An, karena sudah bersedia ikut bekerja sama bersama kami. Lee An menyetujui bahwa ia akan menjadi bagian dari produksi drama kami, di sela-sela waktu sibuknya selama 6 bulan. " ungkap Jung In.
Manager Lee An terlihat sangat terkejut, ia bertanya pada Lee An, "Kapan kau membicarakan hal itu dengannya?"
Lee An tidak menjawab, Lee An pun terlihat tanpak bingung.
"Tepuk tangan penghargaan untuk Lee An." ucap Jung in. Semua hadirin bertepuk tangan untuk Lee An.
"Aku juga sangat berterimakasih pada artis Seo Jun karena sudah mempercayai kami dan mendukung drama produksi kami ini. Yang terakhir dan tidak terlupakan, untuk penulis skrip kami yaitu Miss Lee, yang telah sangat membantu kami. Kami telah memilih seorang pemain yang sangat bertalenta dan drama ini akan diproduksi sebanyak 16 episode untuk saat ini. Dan saat ini, aku akan memperkenalkan musik drama ini yang juga merupakan jiwa dari drama ini, kami berharap, semua pendukung dan audience merasa puas dengan produksi drama kami." Jung In menutup pidatonya. Mae Ri tersenyum senang, ia sangat senang karena ide untuk menjadikan wonderful day sebagai film adalah idenya.
Tirai dibuka dan the perfect Mu Gyul beraksi. Mu Gyul dan bandnya menyanyikan lagu My bus.
Semua hadirin terlarut dengan musik rock yang dibawakan Mu Gyul, beberapa gadis mendekat ke arah panggung. Mae Ri tersenyum senang melihat Mu Gyul.
Jung In berada di sebelah Mae Ri, Mae Ri berbicara ke arah Jung In, karena suara musik yang keras, Mae Ri harus mendekatkan wajahnya ke arah Jung In, "Kenapa kau tidak katakan hal itu kepadaku sebelumnya? Aku benar-benar sangat terkejut." ucap Mae Ri.
"aku hanya ingin memberikanmu kejutan." Jung In mendekatkan wajahnya ke telinga Mae Ri.
"Kenapa?" tanya Mae Ri. "Tadi itu, kau tampak sangat mengagumkan, kau membicarakan hal itu langsung pada intinya."
"Berbicara langsung pada intinya?" Jung In mengulang kata-kata Mae Ri lalu tersenyum.
"Ya." jawab Mae Ri, Mae Ri terus memperhatikan Mu Gyul.
"Kang Mu Gyul benar-benar tampan bukan?" tanya Jung In pada Mae Ri.
"Apa?" tanya Mae Ri, ia tidak bisa mendengar jelas suara Jung In.
"Kang Mu Gyul lebih atraktive sekarang." ucap Jung In.
"Oh, tentu saja. Dia adalah penyanyi terbaik." jawab Mae RI.
Dari kejauhan Mu Gyul melihat Mae Ri dan Jung In yang berbicara sangat dekat, tentu saja Mu Gyul cemburu. Mu Gyul jadi tidak terlalu fokus pada penampilannya. Seo Jun pun merasakan hal itu, Seo Jun melihat ke arah Mu Gyul lalu ke arah Mae Ri dan Jung in. Whoaa.. Mu Gyul benar-benar cemburu.
Setelah menyelesaikan aksi panggungnya, Mu Gyul langsung dikerumuni oleh para wanita. Mereka meminta untuk berfoto dan tanda tangan.
Seo Jun, Jung In dan Miss Lee berbicara bersama.
"Direktur, kau benar-benar sangat mengagumkan hari ini." ucap Seo Jun.
Jung In hanya tersenyum menanggapinya.
"Sebenarnya aku sangat terkejut, tapi saat kau mengumumkan bahwa kita akan memulai pembuatan film, aku sangat tersentuh." ungkap Miss Lee.
"Semua itu karena dukunganmu sehingga hal tersebut bisa terlaksana. Terimakasih." ucap Mu Gyul pada Miss Lee dan Seo Jun.
"Pesta ini benar-benar sangat sukses." ungkap Seo Jun pada Jung In.
"Kang Mu Gyul juga memiliki peranan besar dalam kesuksesan pesta ini." jawab Jung In.
Seo Jun dan Jung In melihat ke arah Mu Gyul yang masih sibuk menandatangani kertas para penggemarnya.
"Sepertinya Perfect Mu Gyul sudah sangat terkenal sekarang." kata Seo Jun.
Mae Ri menemui Mu Gyul.
"Ada banyak orang di sini, bagaimana kalau mereka melihat kita?!" tanya Mae Ri.
"Yah, apa yang baru saja kau lakukan dengan Jung In di depan banyak orang seperti tadi?" tanya Mu Gyul.
"Apa maksudmu?"
"Kau dan pria itu saling berbisik dengan sangat dekat selama aku tampil tadi." ujar Mu Gyul, ia benar-benar cemburu.. Syalala.. "Itu membuatku menjadi sangat tidak konsentrasi."
"Kenapa? Kau cemburu?" ungkap Mae Ri seraya tersenyum tipis.
"Bukan masalah aku cemburu atau tidak, ini hanya berkaitan dengan aksi panggungku." Mu Gyul menutupi rasa kecemburuannya. "Sebenarnya, kau di sini untuk bekerja atau berpacaran?"
"Kami hanya membicarakan tentang musikmu." jawab Mae Ri. "Kang Mu Gyul kau benar-benar sangat bodoh!" Mae Ri kesal.
Tiba-tiba Jung In datang, Mae Ri langsung memeluk lengan Mu Gyul.
"Jadi kalian di sini?" tanya Jung In.
"Kami sedang berbicara satu sama lain." jawab Mae Ri.
Mu Gyul segera menggenggam tangan Mae Ri dengan erat."Ayo, kita cari tempat untuk berbicara."
"Bukankah kita sudah sepakat, untuk merahasiakan pada perusahaan mengenai hubungan yang antara kau, aku dan Mae Ri?" tanya Jung in.
Mu Gyul menatap sinis ke arah Jung In, "Seperti itukah alasan yang kau buat, kau berbicara sangat dekat dengan Mae Ri saat penampilanku tadi?!"
"Cukup, Kang Mu Gyul." ujar Mae Ri.
Mu Gyul dan Jung In saling bertatapan, mereka siap untuk saling menyerang satu sama lain.
Mu Gyul menggenggam tangan Mae Ri, saat Mae Ri dan Mu Gyul hendak pergi, dengan cepat Jung In menahan tangan mae Ri. Mae Ri diperebutkan oleh dua orang itu.
"Apa yang kau lakukan direktur?" tanya mae Ri. "Ada apa dengan kalian berdua?!"
Daaaan.. Asisten Jung In datang untuk mencari Jung In ke tempat itu, bukan hanya asistennya saja tapi seluruh staff juga mencari Jung In, alhasil mereka semua melihat Mu Gyul dan Jung in saling berpegangan tangan.
Jung In melepas tangan Mae Ri. Seo Jun terkejut melihat Mu Gyul yang terus menggenggam erat tangan Mae Ri.
"Ada apa ini?" tanya Seo Jun mencoba menutupi keterkejutannya.
"Aku akan menjelaskannya." ucap Jung In.
"Tidak perlu." ujar Mu Gyul, ia kembali menggenggam tangan Mae Ri dan berkata kepada semua orang yang ada di tempat itu, "Ini.." Mu Gyul menunjukkan genggaman tangannya pada semua orang, "Dia adalah kekasihku. Kami sudah menikah." ucap Mu Gyul dengan lantang.
Tentu saja semua orang merasa terkejut.
0 komentar:
Posting Komentar