Setelah kepergian Da Ji, Dong Joo termangu sendiri dikantornya. Da Ji berjalan keluar dan terisak-isak. Hingga HP nya berdering, telepon dari Yun Ho.Da Ji berusaha keras agar tidak ketahuan bahwa dirinya habis menangis, tapi usahanya sia-sia, Yun Ho melihatnya dari kaca luar, menatap kearah Da Ji penuh iba juga penasaran.
Da Eun memasuki pekarangan rumahnya dan mengomel melihat pakaian dalamnya dijemur didepan rumahnya itu oleh sang kakak. Omelannya terhenti saat seseorang datang, yaitu Asisten Dong Joo. Disaat yang sama, Da Ji dan Yun Ho sedang berada dikandang kuda, Da Ji tengah asik mengelus-elus anak kuda, Da Ji berkata anak kuda itu memiliki masalah kesehatan, Yun Ho membenarkan dan ikut mendekati kuda itu. Da Ji menawarkan dirinya untuk merawat anak kuda itu, "Itulah alasan kenapa aku membawamu kesini." ucap Yun Ho akhirnya.
Dong Joo berdiri didepan kaca, menatap keluar dengan mata kosong. Teringat kembali olehnya ucapan Da Ji, Da Ji berkata peternakan itu adalah bagian dari hidupnya. Dong Joo menghela napas, kemudian beranjak kekursi. Ia memegangi surat tanah peternakan Da Ji.. "Han Dong Joo... Han Dong Joo..." berulangkali menyebut namanya yang tertera di surat itu. Tiba-tiba matanya berbinar, "Han Dong Joo... Berarti tempat itu sekarang milikku, dan aku bisa melakukan apapun yang aku mau..." katanya girang, Asistennya datang mengingatkan bahwa rapat segera dimulai.
Da Ji sibuk menyuruh Da Eun berpose dengan berbagai gaya didepan rumahnya. Da Eun protes, tetapi Da Ji berkeras karena itu akan digunakannya sebagai bukti klaim atas rumahnya. Tiba-tiba Da Eun membuat gerakan berlutut, persis seperti saat ia dihukum oleh ayahnya karena menjual kuda hamil untuk membeli kamera, Da Ji kaget saat Da Eun menyerahkan sesuatu padanya..
Dong Joo dan Yun Ho mengadakan meeting. Asisten Dong Joo dengan semangat menguraikan proyek mereka dan mengatakan tidak ada lagi masalah tentang peternakan. Dong Joo bingung, lalu membisiki asistennya itu bagaimana bisa tidak ada masalah. Asisten Dong Joo balik berbisik bahwa ia telah mengurus semuanya. Yun Ho bertanya kenapa konstruksi resort itu harus dimulai dari paradise ranch (peternakan milik Da Ji), Dong Joo kebingungan menjawab sehingga asistennya mengambil alih, Asisten itu juga menyinggung tentang hubungan Yun Ho dengan pemilik peternakan (Da Ji). Dong Joo gugup, dan Yun Ho sedikit bingung, "Hubunganku dengan pemilik peternakan? Apa maksudnya..?" tanya Yun Ho. Dong Joo mendelik kearah asistennya, belum sempat mereka menjawab, sebuah teriakan memecahkan semuanya.. "Yahh.. Han Dong Joo....!!!"
Da Ji datang dengan penuh kemarahan, tanpa menyadari keberadaan Yun Ho ia memaki Dong Joo "Kau pikir dengan uang ini cukup menyelesaikan semuanya? makinya pada Dong Joo. Menyadari ada orang lain, ia menoleh dan kaget melihat Yun Ho ada disana. "Ahjussi... "
"Lee Da Ji Ssi.. apa yang membawamu kesini?" tanya Yun Ho heran.
"Aku kesini untuk urusan kompensasi, Ahjussi apa yang kau lakukan disini?" Da Ji tak kalah heran.
Yun Ho menoleh kearah asisten Dong Joo, "berapa banyak kompensasi yang kau berikan?" tanya nya.
Asisten Dong Joo gugup... "Itu...itu Kami berikan dua kali lipat dari harga pasar." jawabnya.
Yun Ho tersenyum kecut, "Lee Da Ji Ssi mengatakan jumlahnya terlalu kecil karena itu ia datang kesini."
"Tapi menurutku jumlah ini lebih dari cukup untuk sebuah peternakan." Yun Ho menyambung ucapannya.
"Tidak.. sebenarnya ini bukanlah soal uang..." Da Ji mengelak, Tiba-tiba Dong Joo angkat bicara, mengatakan akan mengurus hal itu secepatnya. sebelum ucapannya selesai Yun Ho bangkit, berkata agar Dong Joo menangani hal tersebut secepatnya. ucapannya yang mengaku sebagai investor untuk resort P.I membuat Da Ji kaget, sebelumnya Yun Ho tidak pernah mengatakan hal itu. Yun Ho hendak pergi, Da Ji berkata ia juga akan mengurus kuda dan menawarkan pergi bersama. Yun Ho buru-buru berkata ia tidak perlu bertemu dengan Da Ji lagi, mendengarnya Da Ji terkejut. Yun Ho telah salah paham padanya. Dong Joo yang melihat ini merasa bersalah.
Diingatkan tentang Yun Ho, Da Ji berbicara tidak terkendali. Ia bertanya kenapa Dong Joo tega menyakitinya dengan cara seperti itu, baginya, Dong Joo adalah kejaiban, Di saat tersulit dihidupnya Dong Joo datang mengembalikan kenangan hangat dimasa lalu mereka tetapi Dong Joo mengubah semuanya. Dong Joo tertegun mendengar penuturan Da Ji. Da ia tidak sanggup menahan Da Ji untuk tidak pergi dari tempat itu.
Dirumahnya, Da Ji tidak dapat tidur walaupun Da Eun terlihat sangat pulas. Iseng-iseng dibukanya catatan miliknya. Ada satu foto dimana Ia dan Dong Joo tersenyum manis mengenakan pakaian pengantin. Da Ji tersenyum memandangi foto itu. Ditempat lain, Dong Joo termangu memandangi surat tanah peternakan Da Ji yang telah menjadi atas namanya itu.
Hari berganti pagi, seseorang tengah marathon, dia adalah Yun Ho. Disaat yang sama Da Ji pun telah berada dikandang kuda, memeriksa anak kuda yang sedang sakit itu. Yun Ho melewati kandang kuda dan kaget melihat Da Ji telah berada disana. Da Ji mengatakan akan mengundurkan diri secepatnya, mengingat anak kuda itu juga hampir sembuh. Suasana kaku dan canggung mewarnai keduanya. Yun Ho segera berlalu, dan Da Ji memanggilnya. Da Ji berkata ia mempercayai Yun Ho, meskipun sekarang mereka berada di arah yang berlawanan. Da Ji menambahkan, ia mengembalikan kompensasi itu bukan untuk uang lebih, Karena yang menerima sebelumnya adalah Da Eun dan Da Eun tidak tahu apa-apa tentang itu. Yun Ho terdiam mendengar ucapannya. Yun Ho bertanya apakah Da Ji benar-benar percaya padanya. Da Ji menjawab ia percaya pada dirinya sendiri, dan ia juga mempercayai orang yang disukainya. Da Ji pamit, Yun Ho kembali tertegun memandangi kepergian Da Ji.
Kakek dan ayah Dong Joo baru kembali dari olahraga, terkaget melihat Dong Joo duduk dengan posisi ala meditasi tanpa mereka ketahui kedatangannya. Ayah Dong Joo menayai kenapa ia ada disana, Dong Joo menjawab banyak masalah serius yang timbul di Resort. Dong Joo lalu bercerita masalah komplain penduduk daerah sana hingga berakhir ke demonstrasi. Kakek Dong Joo memberi wewenang penuh pada Dong Joo untuk menyelesaikannya, Dong Joo berkata ia bisa menyelesaikannya dalam 2 bulan. Ayah Dong Joo protes karena 2 bulan terlalu lama. Ia mengusulkan waktu setengah bulan saja tetapi Dong Joo keberatan. Karena kakeknya setuju, ayah Dong Joo kalah suara.
Da Ji sedang asik mengelus-elus kuda nya yang masih 'mogok'. Da Ji benar-benar putus asa melihat kudanya yang tidak mau apa-apa itu. Diarah lain, Dong Joo mendekati rumah itu sambil menjinjing koper. Melihat kedatangan Dong Joo, Da Ji panik dan mengusirnya. Tapi Dong Joo cuek dan tetap melangkah kerumah itu, Meskipun Da Ji bersikeras rumah dan tanah itu adalah miliknya. Dong Joo membuka pintu rumah, Da Ji memblokir jalan Dong Joo dan menghadang dimuka pintu. "Ini adalah rumahku." teriak Da Ji. "Ini rumahku juga." kata Dong Joo cuek.
"Lalu?" tanya Da Ji
"Mulai hari ini aku akan tinggal disini." jawabnya tanpa menghilangkan wajah pokernya itu. Da Ji mendelik tidak percaya mendengarnya. "Apa kau gila? Keluar....! Cepat keluar dari sini." Teriak Da Ji
"Aku datang kesini untuk menolongmu." kata Dong Joo.
Flashback ke percakapan antara Dong Joo, kakek dan ayahnya. Dimana kakek Dong Joo menyarankan agar Dong Joo tinggal peternakan. Dong Joo awalnya menolak, tapi ia tidak punya pilihan.
Da Ji berkeras menolak, hingga Dong Joo menawarkan kesepakatan padanya, jika ia dibolehkan tinggal selama dua bulan disana, ia akan memberikan bagian peternakan itu pada Da Ji. Da Ji menganggap Dong Joo mengakalinya, sehingga ia membuat surat kontrak antara dirinya dan Dong Joo. Dong Joo mengoceh melihat kelakuan Da Ji. Da Ji berasalan ia melakukan itu karna ia sering kali ditipu.
Dong Joo masuk kemobilnya, bersiap hendak pergi. Da Ji datang mengulurkan sekantong jeruk. Dong Joo berkata ia tidak suka jeruk, Da Ji berkeras memberikannya, dan berkata jika tidak suka Dong Joo bebas memberikannya pada siapa saja. Da Ji berterima kasih atas kesepakatan (yang sangat menguntungkannya itu).
Hal baik kembali mendatangi Da Ji, saat dipeternakan ia dipergoki oleh pengurus kuda sedang memberi minuman ginseng pada anak kuda yang sakit waktu lalu. Pengurus kuda itu memarahi Da Ji, karena ia tidak tahu Da Ji diangkat sendiri oleh Yun Ho. Yun Ho datang membelanya. (Awal yang baik...^^)
Mereka menyaksikan anak kuda yang hampir sembuh itu berlarian dengan riang. Da Ji tersenyum senang. Kebahagiaannya bertambah karena Yun Ho meminta maaf atas kesalahpahamannya waktu lalu. Da Ji berkata ia akan cepat melupakan hal-hal yang tidak ingin dia ingat. "Sekarang kita adalah teman." celetuk Da Ji.
"Aku tidak berteman dengan perempuan." ucap Yun Ho
"Ne...?" Da Ji kaget. Raut sedih sedikit terpancar diwajahnya. Melihatnya Yun Ho tertawa......
Bersambung.......
2 komentar:
Mian yah chingudeul... postnya telat banget...
hope you enjoy with it...^^
mana sinopsis selanjutnya uda nggak sabar nie !!! hehehheehehe ^^
Posting Komentar