Sinopsis Mary Stayed Out All Night Episode 10


Mae Ri terdiam, terpaku melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat. Mae Ri shock, keterkejutan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata (??). Mae Ri tetap memperhatikan Mu Gyul dan Seo Jun dari kejauhan.
"Pergilah." kata Mu Gyul.
"Aku akan pergi setelah melihat kau masuk." jawab Seo Jun.

Mu Gyul pergi menjauhi Seo Jun, ia membuka pintu lalu masuk ke dalam tempat tinggalnya, tanpa tahu keberadaan Mae Ri. Seo Jun melangkahkan kakinya untuk pergi, saat ia membalikkan badannya, ia berpapasan dengan Mae Ri. Mae Ri belum juga beranjak dari tempatnya berdiri.




"Apa?" tanya Seo Jun sinis. "Apa kau melihat sesuatu yang seharusnya tidak kau lihat?"
Mae Ri terbata-bata. "Kau sudah baikkan, Seo Jun?" Mae Ri malah mengalihkan pembicaraan.
"Kau cukup mengesankan, Mae Ri." Seo Jun mulai memojokkan Mae Ri.
"Maaf?" Mae Ri tidak mengerti apa yang Seo Jun katakan.
"Kau menggunakan siasat pernikahan palsu untuk dapat dekat dengan Mu Gyul dan mengelabuinya seperti orang bodoh. Tapi, diwaktu yang bersamaan pula kau merancang rencana pertunangan dengan Direktur Jung in? Kau berkelakuan polos dan seolah tidak mengetahui apapun untuk dapat menarik perhatian dari mereka. Bukankah itu sangat mengesankan?" Seo Jun berkata sinis.



Mae Ri benar-benar polos, "Aku tahu, kau dan Mu Gyul memiliki hubungan yang special, tapi itu dulu sebelum Mu Gyul bertemu denganku. Jadi, aku juga mengerti kenapa kau tidak menyukaiku, tapi aku benar-benar tidak pernah bermaksud untuk mempermainkan siapapun."
"Kau tidak bermaksud untuk mempermainkan siapapun? Itu berarti kau akan benar-benar menikah dengan Mu Gyul?" tanya Seo Jun.
"Aku hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh hatiku dan mencoba jujur untuk mengakui semuanya." jawab Mae Ri.
"Baiklah. Tidak masalah." ucap Seo Jun tidak peduli dengan apapun alasan yang dikatakan Mae Ri.

Mae Ri menahan air matanya, saat hendak masuk ke dalam tempat tinggal Mu Gyul, Mae Ri tanpa sengaja menemukan kalung yang baru saja di buang Seo Jun. Mae Ri mengambil kalung itu, dan berpikir sejenak.

Mae Ri masuk ke tempat tinggal Mu Gyul dan menyiapkan masakan lezat untuk Mu Gyul. Mae Ri bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Mae Ri membawa panci berisi sup ke meja, "Ini.. Kau pasti sangat lapar, benarkan? Cepatlah makan."
Mu Gyul menatap heran Mae Ri, "Apa ada sesuatu yang terjadi di tempat kerjamu?"
"Tidak, tidak ada apa-apa." jawab Mae Ri.
"Lalu, kenapa kau menjadi sangat pendiam? Itu sangat aneh." ucap Mu Gyul.
Mae Ri mencoba bersikap wajar, agar Mu Gyul tidak mengetahui hal yang ia rasakan sebenarnya. "Ah.. Itu mungkin karenaa..." Mae Ri berbohong. "Karena aku meletakkan semua rasa yang aku rasakan pada masakan ini agar rasanya lebih enak, dan aku juga sangat lelah hari ini." Mae Ri memijit-mijit lengannya.


"Benarkah?" tanya MU Gyul.
Mae Ri mengangguk.
"Kalau begitu, aku akan merasakan masakanmu." Mu Gyul mengambil sendok dan mulai mencicipi masakan buatan Mae Ri.
"Yah!!" teriak Mu Gyul.
Mae Ri kaget, ia kira masakannya terasa tidak enak.
"Rasanya benar-benar sangat lezat.."
Mae Ri tersenyum senang.



"Mu Gyul Ah... Aku benar-benar sangat menyukai caramu makan ketimbang melihatmu bernyanyi." ucap Mae Ri seraya memperhatikan Mu Gyul yang sedang memakan makanannya dengan lahap.
"Bicaramu seperti ibuku saja." jawab Mu Gyul.
Mae Ri hanya tertawa.
"Baiklah, sekarang kau adalah anaku." jawab Mae Ri.
Mu Gyul tersenyum manniiiiis..



"Mu Gyul aku ingin mengatakan sesuatu.. Mau tidak kau dan aku membuat sebuah daftar yang berisi keinginan yang benar-benar ingin kita lakukan? Kau tahu? Seperti daftar keinginan di film 'bucket list'. Mereka menuliskan semua keinginan mereka, keinginan yang benar-benar ingin mereka lakukan sebelum mereka mati dan akhirnya mereka bisa mewujudkan keinginan itu. Mulai dari sekarang, aku ingin sekali melakukan apa saja yang aku ingin lakukan. Tanpa perlu khawatir lagi dengan tanggapan orang-orang yang ada disekitarku." Mae Ri mengungkapkan keingannya.
"Dan, apa keinginan yang benar-benar ingin kau lakukan?" tanya Mu Gyul dengan mulut yang dipenuhi dengan makanan?
"Yah, kau tahuu.. Semua hal yang menyenangkan selalu dilakukan oleh sepasang kekasih." jawab Mae Ri.
"Maksudmu, menunjukkan kemesraan di depan umum dan para staff akan menyukainya?" tanya Mu Gyul.


"Ah, tentu bukan seperti itu." jawab Mae Ri. "Hanya ingin melakukan sesuatu hal yang berkaitan dengan komitmen diantara kita masing-masing. Seperti memakai cincin yang sama, menggunakan baju yang sama, menggunakan topi yang sama.."
"Ahh.. Kekanak-kanakan sekali." jawab Mu Gyul.
"Yah, kita memang harus melakukan sesuatu yang kekanak-kanakan sebelum kita beranjak tua." jawab Mae Ri. "Mmm.. Dan ada lagi, aku ingin melakukan sesuatu yang benar-benar aku inginkan denganmu. Ahh.. Berpikir tentang keinginanku itu jadi membuatku merasa begitu hangat dan nyaman."


Mu Gyul menghentikan makannya, mendengar ucapan Mae Ri ia jadi berpikiran hal yang tidak-tidak. Mu Gyul membayangkan Mae Ri yang tiba-tiba berubah menjadi genit, dengan mengedip-ngedipkan matanya..
Mu Gyul sadar, ia menggeleng-gelengkan kepalanya, "Ahh.. tidak mungkin.. Tidak mungkin dia akan.." hahaa.. Mu Gyul.. Mu Gyul....




"Aku sangat ingin pergi ke gunung tengah malam seperti ini dan menyalakan api unggun. Kita bisa duduk bersama sambil membakar kentang. Bukankah itu hal yang sangat menyenangkan?" tanya Mae RI.
"Menyenangkan apanya? Kita bisa mati kedinginan kalau seperti itu." jawab Mu Gyul.
"Sebenarnya, itu bukan keinginanku yang sesungguhnya.." ucap Mae Ri.
Mu Gyul kembali menghentikan makannya, ia menatap Mae Ri dan berpikir yang tidak-tidak lagi.
"Benarkah?" tanya Mu Gyul.
"Tapi jujur, aku sangat senang dengan keinginanku itu, tapi di sisi lain aku juga sangat takut." ungkap Mae Ri.
"Huh?" Mu Gyul termangu.
"Apa kau ingin melakukan hal itu malam ini bersamaku?" tanya Mae Ri.
hahaa.. Pertanyaan Mae Ri membuat banyak spekulasi pemikiran.. (???)

Ternyata dan ternyata.. Mae Ri malah mengajak Mu Gyul ke sebuah gedung yang belum jadi. Mae Ri menarik tangan Mu Gyul, mereka melihat gedung yang gelap itu dari kejauhan. Kemudian mereka mendekati gedung itu dan mulai menaiki lift (nyebutnya lift apa iah? lift buat para tukang bangunan atau lift yang belum jadi.)

Mereka naik sampai ke lantai atas. Di dalam lift, Mu Gyul merasa bosan sedangkan Mae Ri malah ketakutan setengah mati. Mae Ri memegang erat pengangan lift, ia sangat amat takut.
"Ah.. Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?" Mae Ri terus berkata seperti itu. Badan Mae Ri lemas dan ia berjongkok lalu memegang erat kaki Mu Gyul.
Mu Gyul kaget.. "Ah.. Kakiku.. Kakiku..!!" ucap Mu Gyul.
"Ayah.." Akhirnya Mae Ri menangis dan memanggil-manggil ayahnya. "Ayah.."
Mae Ri terus memegang kaki Mu Gyul sampai mereka tiba di gedung paling atas.




Mae Ri memegang erat tangan Mu Gyul, mereka berjalan ke tepian lalu melihat kebawah.
"Kau ini kenapa?" tanya Mu Gyul.
"Sebentar." Mae Ri menenangkan dirinya, ia berusaha untuk tidak menangis lagi.
"Kau baik-baik saja?" tanya Mu Gyul melihat Mae Ri yang terlihat pucat. "Kenapa kau ingin datang ke tempat seperti ini, padahal kau sangat takut?"
Mae Ri berkata dengan terbata-bata. "Aku membaca satu buku psikologi, di sana disebutkan.. Salah satu cara untuk menghilangkan kenangan buruk adalah dengan membuat kenangan indah di tempat yang paling takuti."
"Apa kau memiliki kenangan buruk di tempat seperti ini?" tanya Mu Gyul pelan.
Mae Ri mengangguk. "Saat aku kecil, beberapa penagih hutang menculikku dan membawaku ke tempat ini." Mae Ri menangis. "Aku sangat takut dan tidak bisa berhenti menangis sepanjang waktu."



Mu Gyul mendekap Mae Ri, ia mengecup Mae Ri dan berkata "Dengan hal ini, semua mimpi buruk dan kenangan burukmu tidak akan mengganggumu lagi." ucap Mu Gyul seraya memeluk mae Ri.


Dan kemudian, salju pun turun.. Romantisnyaaa...
"Salju." ucap Mae Ri.
"Benar." jawab Mu Gyul. "Aku harap, salju-salju ini akan membawa pergi semua kenangan buruk yang kau miliki."
"Mu Gyul, terimakasih." ucap Mae Ri seraya tersenyum.




Kemudian Mae Ri dan Mu Gyul kembali turun ke lantai dasar, di halaman depan gedung yang belum jadi itu, mereka membuat api unggun dan duduk saling berdekatan tak jauh dari api unggun tersebut.
Mae Ri memeluk lengan Mu Gyul.
"Dingin sekali di sini.. Rasanya seperti ini lebih baik." ucap Mu Gyul.
"Seandainya aku punya kentang jadi kita bisa bakar kentang sekarang." ujar Mae Ri. "Mu Gyul-ah..  Katakan padaku tentang hal yang sangat ingin kau lakukan, aku akan berusaha untuk mewujudkannya."
Mu Gyul berpikir, "sepertinya tidak ada."
"Katakan saja.." ulang Mae Ri. "Apa yang paling membuatmu bahagia?"
"Ah! Perawatan rambut. Sepertinya setelah perawat rambut aku selalu merasa bahagia." jawab Mu Gyul. Gubrak!!


"Perawatan rambut?" tanya Mae Ri.
"Yah, karena sehabis perawatan rambut, rambutku ini menjadi lebih lembut dan sehat." jawab Mu Gyul.
"Baiklah. Aku akan membantu untuk merawat rambutmu. Bahkan aku akan merawatnya sehelai demi sehelai." ucap Mae Ri. "Sekarang, katakan padaku.. Tempat apa yang paling tidak bisa kau lupakan?"
Mu Gyul berpikir dan mencoba mengingat sesuatu, "Arena Ice Skating." jawab Mu Gyul.
"Kenapa?" tanya Mae Ri.
Mu Gyul menceritakan semuanya, "Suatu hari, saat aku tinggal bersama saudaraku.. Ibuku datang dan membawaku kesana. Dan setelah aku melakukan tujuh putaran di arena Ice Skating itu, tiba-tiba Ibuku menghilang. Aku sudah berusaha untuk mencarinya, tapi tetap saja aku tidak bisa menemukannya. Aku menunggunya sampai aku merasa, aku akan mati kedinginan."
"Baiklah.. Aku akan pergi bersamamu ke arena Ice Skating itu nanti." jawab Mae Ri.
"Aku tidak suka pergi ke tempat dingin sebenarnya." kata Mu Gyul.
"Aku yakin kau tidak akan kedinginan lagi, karena kau nantinya akan menggunakan rajutan yang hangat." jawab Mae Ri.


Di kantornya Jung In tengah membereskan semua proposal drama, assisten Jung In datang untuk memberitahukan bahwa segalanya sudah siap. Asisten Jung In juga mengatakan kalau beberapa hari ini media memberitakan tentang kepopuleran Lee An; tapi fakta tentang kepopuleran Lee An hanya karena Manager Lee An menyogok media untuk membuat artikel itu. Masih berkaitan dengan Manager Lee An yang selalu punya seribu satu cara buat menjilat dan mengambil keuntungan, Manager Lee An. Jung In mendapati banyak artikel di halaman utama sebuah web mengenai berita tentang Seo Jun yang tengah berciuman dengan Mu Gyul. Jung In lalu menyuruh asistennya untuk membereskan masalah itu.







Kemudian Lee An dan Mangernya masuk ke ruangan Jung In, mereka mengancam akan keluar kalau Seo jun tidak segera di pecat. Jung In ingin langsung mengkonfirmasi tentang masalah itu pada Seo Jun, tapi saat mencoba menelponnya, telepon Seo Jun tidak aktive. Lalu Jung in segera menghubungi Mu Gyul. Ia berkata. "Kang Mu Gyul, aku ingin bertemu denganmu untuk mendapatkan penjelasan yang sebenarnya."

Di kamarnya Mae Ri sedang mempersiapkan rajutan sweater untuk Mu Gyul, ia mengukur badan Mu Gyul sesuai dengan dekapan tangannya saat mereka berpelukan.
"Badannya sebesar ini saat aku memeluknya.. Ia, pasti sebesar ini.. Atau segini.." Mae Ri memperkirakan ukuran badan Mu Gyul.
Ayah Mae Ri masuk ke dalam kamar Mae Ri, ia membawa koran edisi terbaru.
"Oh! Ayah, kau tidak pergi ke toko?" tanya Mae Ri.
Ayah Mae Ri memberikan koran yang ia bawa, "Yah, perhatikan dan lihatlah dengan mata kepalamu sendiri."


Mae Ri membaca surat kabar itu, Kissing antara Mu Gyul dan Seo Jun menjadi berita utama.
"Dia lebih dari seorang playboy, ini buktinya. Dia selingkung dengan artis." Ujar Ayah Mae Ri. "Semuanya tidak akan jadi seperti ini, kalau kau mau mendengar perkataanku saat itu."
Mae Ri mencoba membela Mu Gyul, "Semua ini tidak seperti yang kau pikirkan ayah. Artikel ini tidak benar. Aku juga ada di sana saat hal ini terjadi, itu hanya ciuman perpisahan." Mae Ri mencoba meyakinkan ayahnya.


Ayah Mae Ri terkejut mendengar jawaban mae Ri. "Apa? Pria itu melakukan ciuman bersama artis, tepat di depan matamu? Orang bodoh itu benar-benar sangat memalukan, eh?"
"Yang coba ingin aku katakan bahwa mereka hanya teman, Ayah." jawab Mae Ri. "Sudah menjadi hal lumrah, kalau mereka berciuman di bibir saat mereka bertemu satu sama lain."
"Kau bodoh, kau pikir korea ini america? Sudah, putus saja dengan pria bodoh itu dan segera menikah dengan Jung in." ucap Ayah mae Ri.
"Ah, benar-benar.. Siapa yang menulis artikel seperti ini? Siapa juga yang mau percaya tentang omong kosong ini?" jawab mae Ri.


Mae Ri mendapat telepon dari penulis skenario, ia diminta untuk segera datang ke kantor. Dengan kesempatan itu, Mae Ri langsung buru-buru pergi dari ayahnya, dari pada Mae Ri harus terus diomeli Ayahnya.

Mae Ri dan penulis skenario tengah membicarakan tentang drama, penulis skenario mengomentari tulisan Mae Ri.
"Ini tidak terlalu buruk, sangat menyentuh dan ceritanya cukup cerdas." ucap Penulis skenario.
"Benarkah? Terimakasih, aku sangat senang mendengarnya." Mae Ri membungkuk mengucapkan terimakasih.
"Ah, Mae Ri, apa kau sudah dengar tentang skandal Seo jun?"
Mae Ri mengangguk, "Ahh.. ya.."
"Tidak mudah bila harus bekerja sama dengan artis yang memiliki banyak masalah seperti itu. Terutama saat keadaan produksi drama kita seperti ini. Kalau Seo Jun merusak semuanya, apa kita harus pergi?"


"Sebenarnya rumor-rumor tentang Seo Jun itu bisa dijadikan suatu cara untuk menaikkan popularitas Wonderful day drama." jawab Mae Ri.
"Aku sangat mengharapkan hal itu. Ah, tapi bukankah orang itu adalah pria yang sama yang menggenggam tanganmu dan pria itu juga mengatakan kalau kalian berdua sudah menikah?"
Mae Ri berkata gugup, "Apa maksudmu Mu Gyul? Ah, kami tidak benar-benar menikah, kami hanyaa..."
"Bagaimaan bisa ada foto dirinya dengan Mu Gyul.. Aku kira, dia harus lebih berhati-hati lagi."
"Kau benar," jawab Mae Ri.
"Semoga semua rumor itu dapat segera berakhir." ucap Penulis skenario.



Mae Ri dan penulis skenario berpisah, mereka memiliki urusan masing-masing.
"Aku harus bertemu dengan direktur, nanti. jadi kau bisa pulang duluan." ucapnya.
"Baiklah, aku pergi." jawab Mae Ri seraya membungkuk, mengucapkan salam perpisahan.



Mae Ri berjalan melewati ruang Jung In, tanpa sengaja Mae Ri mendengar pembicaraan para staff dan Jung In.
Asisten jung In tergesa-gesa menuju kantor Jung in seraya berkata, "Direktur.. Direktur. Kita mendapat masalah besar."
Mendengar hal itu, Mae Ri menghentikan langkahnya tepat di depan kantor Jung In.
"Semua investor yang menanamkan sahamnya di drama kita sudah mendengar rumor kalau Lee An akan keluar dari drama, hal ini membuat mereka mengambil keputusan untuk menarik kembali saham mereka. Hal itu juga terjadi pada investor luar." ucap Asisten Jung In.
Para staff saling berdiskusi, Jung In mendengarkan seraya memikirkan solusi yang terbaik.
"Pasti ada seseorang yang mencoba menyulut api dibelakang semua kekacauan ini."
"Bagaimana bisa mereka langsung mendengar rumor itu, kalau bukan ada orang dalam yang membeberkan hal itu pada mereka."
"Drama ini merupakan salah satu proyek besar."
"Apa mungkin semua ini adalah ulah Tuan Bang?" duga para staff.



Jung In menjawab, "Kita tidak bisa buru-buru menuduh seperti itu tanpa adanya bukti yang jelas. Aku akan segera menghubungi Seo jun."
Mae Ri masih mendengarkan pembicaraan itu. Rasa simpati Mae Ri pada Jung in semakin membesar.


Lee An dan managernya tengah berada di dalam mobil. Mereka membicarakan tentang masalah JL Entertaiment-perusahaan produksi drama Jung In.
"Mungkin, Jl Entertaiment akan menghadapi banyak masalah kalau aku sampai keluar seperti ini." ucap Lee An.
"Kau tidak memiliki pilihan lain. Ingat, sudah berapa banyak kerugian yang kita dapat karena mereka." jawab Manager Lee An. "Kau harus cepat keluar dari sana."
"Apa Seo Jun memang benar-benar sudah gila? Kenapa dia melibatkan pria itu dalam skandalnya?" tanya Lee An pada dirinya "Aku sedikit cemburu dengan hal itu."
"Berhenti untuk merayu para artis itu." suruh Manager Lee An. "Dan lebih baik, kau memikirkan tentang masa depanmu sendiri, bodoh."


"Apakah kau sudah menandatangani kontrak yang aku berikan kemarin?" tanya Manager Lee An.
"Ah, aku lupa tentang hal itu." jawab Lee An, ia segera mengambil surat kontrak lalu menandatanganinya.
"Nah, bergegas dan kemudian tanda tangani itu." ucap Manager Lee An.





Jung In menemui Seo Jun di sebuah restauran mewah, Jung In berbicara perlahan pada Seo Jun agar Seo Jun mengerti dengan apa yang seharusnya ia lakukan.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Jung In.
"Semua tidak berjalan lancar sesuai dengan yang diinginkan." jawab Seo Jun. Ia mengambil minumannya lalu meminumnya perlahan.

Jung In menjawab, "Semua tidak semudah yang kita kira. Dua skandal yang lalu sudah sangat memperburuk citra perusahaan. Dan kalau semua hal ini berlanjut, semua investor akan menarik kembali semua saham mereka. Aku tidak pernah berpikir untuk memberikan peran itu kepada artis korea yang lain selain kau. Jadi, kalau semua ini membuatmu menjadi rapuh, karirmu mungkin juga akan terpengaruhi. Dan kalau kau memutuskan untuk berputus asa, maka skandal ini tidak hanya akan mematikan produksi drama kita, tapi juga popularitas dan reputasimu juga akan terancam, apa itu yang kau harapkan?"
Jung In memberikan solusi, "Ayo kita adakan konfrensi press untuk men-clearkan semuanya."
Seo Jun tampak terkejut mendengar hal itu.

Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Seo Jun menyetujui untuk mengadakan konfrensi press itu. Konfrenssi press dilaksanakan di sebuah gedung. Beberapa awak media datang untuk meliput, tak terkecuali media internasional. Seo Jun menjawab semua pertanyaan dengan tegas dan tanpa ragu.


Interviewer (Int) : Apa benar, kalau anda berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang yang bagus? Ayahmu adalah seorang profesor di satu universitas dan kakekmu adalah seorang pengusaha?
Seo Jun (SJ) : Ya, itu benar.
Int : Aku dengar kalau latar belakang pendidikan anda itu palsu. Apa Anda ingin membuat pernyataan tentang hal itu?
SJ : Apa yang kau katakan?

Seo Jun membuat interviewer itu menjadi gugup dengan pertanyaan "Apa yang kau katakan?"
Jung In yang mendengar hal itu tersenyum.

Int : Aku dari K&A dan aku akan menanyakanmu tentang hubungan pasti antara kau dengan Lee An?
Sj : Kami hanya teman.
Int : Kalau begitu, apa hubungan anda dengan musisi itu?
Sj : Kami hanya teman.
Int : Diberitakan bahwa, anda rela meninggalkan Lee An hanya untuk bersama dengan musisi itu, apa itu benar?
Seo Jun terdiam, ia bingung harus berkata apa.. Seo Jun terdiam dalam waktu yang lama.

Di tempat lain, Mae Ri tengah berjalan sendiri. Tanpa sengaja ia melihat konfresi press yang dilaksanakan oleh Seo Jun.

Karena sudah terdiam lama, Seo Jun melihat ke arah Jung In. Jung In lalu berkata "Kami tidak akan mengomentari hal itu.."
Tapi, kemudian Seo Jun memberanikan diri untuk berkata yang sebenarnya, "Kang Mu Gyul adalah.."
Seketika ruangan menjadi hening, semua orang yang ada di dalam gedung itu menunggu jawaban pasti dari Soe Jun.
"Adalah orang yang aku cintai." ucap Seo Jun. Kemudian, lampu blitz dari berbagai kamera langsung menyoroti pada Seo Jun, semua media tidak ingin melewatkan moment ini.


Pengakuan Seo Jun itu, tentu saja membuat hati Mae Ri hancur. Dengan sekuat tenaga Mae Ri mencoba menahan tangisnya. Telepon dari teman-temannya pun langsung di reject oleh Mae Ri.


Sedangkan Mu Gyul, Mu Gyul malah tidak tahu sama sekali tentang pernyataan atau konfrensi press yang diadakan oleh Seo Jun. Mu Gyul tertidur di meja musiknya dan terbangun saat mendengar suara handphonenya.


Mu Gyul mendapat banyak pesan suara, salah satunya adalah dari Jung In. Di pesan suara itu Jung In berkata, "Kang Mu Gyul, aku berharap kau masih mau bekerja sama dengan kami dalam pembuatan ost drama, atau kalaupun kau berubah pikiran, itu berarti kau harus mengembalikan semua uang muka yang telah perusahaan kami berikan."

Mu Gyul bergumam, "Apa-apaan ini?"


Kemudian, Ibu Mu Gyul heboh sendiri melihat anaknya disebut-sebut di TV.
"Mu Gyul.. Kang Mu Gyul!! Kau jadi bintang. Kang Mu Gyul." jerit Ibu Mu Gyul seraya menghampiri Mu Gyul. "Kang Mu Gyul, kau menjadi bintang sekarang"
"Apa maksudmu?" tanya Mu Gyul, ia menguap. Oppa masih ngantuk.
"Saat aku hendak ke sini, di jalan aku menonton sebentar tentang Seo Jun yang mengadakan press conference di TV dan ia juga mengatakan kalau kau adalah orang yang sangat dicintainya." Jawab Ibu MU Gyul.
"Apa maksudmu?" tanya Mu Gyul acuh.


"Aku sangat iri." jawab Ibu Mu Gyul. "Aku hanya bisa berkencan dengan penyanyi bar. Tapi tidak pernah bisa mendapatkan orang-orang terkenal. Jadi, biarkan aku mendapatkan tanda tanganmu." Ibu Mu Gyul bertanya tentang skandal yang melibatkan Mu Gyul. "Tapi kapan kalian mulai berpacaran?"
"Kami hanya teman." jawab Mu Gyul.
"Hmm..? Teman? Kau benar.. Jangan pernah melakukan hal itu pada Mae Ri." Ibu Mu Gyul menepuk-nepuk pundak Mu Gyul. "Lebih baik kau jangan mempermainkan perasaan Mae Ri. Kau tahukan , betapa sakitnya aku saat semua itu terjadi padaku."
"Aku tidak akan melakukan hal itu." jawab Mu Gyul.

"Tapi, kalau kau dan Seo Jun hanya berteman, kenapa kau berciuman dengannya?" tanya ibu mU Gyul.
"Itu hanya goodbye kiss." jawab Mu Gyul.
"Ahh... Goodbye Kiss." Ibu Mu Gyul langsung mencubit gemas pipi Mu Gyul lalu mengecupnya. "Goodbye anaku. Aku akan membeli ice cream.." Ibu Mu Gyul langsung berlari keluar rumah.

Mu Gyul terdiam beberapa saat, kemudian ia langsung teringat Mae Ri dan berusaha untuk menghubunginnya, tapi Mae Ri tidak juga mau mengangkat telepon MU Gyul.



Mae Ri tengah merajut sweater untuk Mu Gyul. Ternyata perkataan Seo Jun di konfressi press tadi itu membuat Mae Ri sedih. Beberapa kali, ia menghapus air matanya. Teman-teman Mae Ri yang sangat mengkhawatirkan keadaan Mae Ri, akhirnya bisa juga menemukan Mae Ri. Mereka langsung menghambur ke arah Mae Ri dan menasehati Mae Ri untuk tidak lagi berhubungan dan Mu Gyul. Mae Ri tetap percaya kalau Mu Gyul sudah tidak lagi memiliki perasaan pada Seo jun.



Sedangkan Mu Gyul, hahaa.. fans fanatiknya (anak muridnya sendiri) heboh dengan pemberitaan tentang Mu Gyul dan Seo Jun. Mereka membuat demo kecil-kecil-an, demo tentang agar Mu Gyul tidak berhubungan dengan Seo Jun lagi... hahaa.. lucuuu.. Mu Gyul dikejar-kejar sama anak muridnya sendiri.



Kemudian, Mae Ri dan sahabatnya berada di sebuah kedai minuman. Kedua sahabatnya masih memprotes Mae Ri yang masih saja tetap menyukai Mu Gyul, mereka juga masih memberikan nasihat pada Mae Ri untuk segera putus dari Mu Gyul.

Selanjutnya setelah Mu Gyul berhasil lari dari serbuan fans fanatiknya, Mu Gyul bergabung dengan teman-teman sebandnya. Teman-temannya juga ingin mengklarifikasi tentang hubungan pasti antara Seo jun dan Mu Gyul. Saat ditanya seperti itu, tentu saja Mu Gyul menjawab tidak.


Teman-teman Mu Gyul masih penasaran dengan hubungan Mu Gyul dan Seo Jun, apa benar keduanya menjalin hubungan lagi seperti dulu. Dengan tegas Mu Gyul menjawab 'tidak.'

Mu Gyul masih mengkhawatirkan Mae Ri, seharian ini Mae Ri tidak mengangkap telepon darinya.

Mu Gyul dan teman-teman Mae Ri menuju ke sebuah kedai minuman. Saat mereka hendak masuk ke dalam kedai itu, mereka berpapasan dengan Mae Ri dan kedua sahabatnya. Mereka saling terkejut. Mae Ri dan Mu Gyul saling bertatapan.


Teman-teman Mu Gyul dan kedua sahabat Mae Ri minum-minum bersama, sedangkan Mae Ri dan Mu Gyul tengah membicarakan tentang masalah Seo Jun.
Mu Gyul dan Mae Ri berjalan beriringan, entah sudah berapa kali, beberapa orang mengenali Mu Gyul karena pernyataan Seo Jun di press conferencenya. Mereka berkata seraya menunjuk ke arah Mu Gyul., "Oh! Bukankah itu Kang Mu Gyul?" "Ah, maksudmu Kang Mu Gyul yang dibicarakan oleh Seo Jun?"


Mae Ri yang mendengar perkataan itu hanya terdiam, sedangkan Mu Gyul mencoba meyakinkan Mae Ri.
"Kenapa kau tidak menjawab teleponku?" tanya Mu Gyul.
Mae Ri enggan berbicara.
Mu Gyul menghentikan langkah Mae Ri. "Aku benar-benar tidak tahu apa alasan Seo Jun berkata seperti itu."
Mae Ri menjawab, "Kau mungkin tidak tahu apa yang dikatakan Seo Jun, Seo Jun mengatakan kalau kau adalah orang yang paling dicintainya."
Mu Gyul kembali meyakinkan Mae Ri, "Aku benar-benar tidak mengerti dengan ucapannya itu.. Baiklah, kalaupun dia mengatakan bahwa dia sangat mencintaiku, tapi tidak ada yang bisa aku lakukan untuk menghentikannya."



"Kenapa kau tidak bisa menghentikannya? Mudah sekali bagimu untuk selalu meneriakiku untuk memutuskan hubungan kita saat itu, jadi kenapa kau tidak bisa melakukan hal yang sama pada Seo Jun?" jawab Mae RI. Mae Ri cemburu.
"Apa kau masih saja berpikir kalau aku masih menyimpan perasaan padanya?" Mu Gyul kesal, ia membalikkan badannya dan membelakangi Mae Ri.
Mae Ri pun melakukan hal yang sama, ia membelakangi Mu Gyul dan pergi tanpa berkata apa-apa.


Saat dalam perjalanan pulang, Mae Ri memikirkan tentang Mu Gyul dan Seo Jun. Ia harus mengambil satu tindakan agar semua perkara ini bisa dengan cepat teratasi. Setelah lama berpikir dan diam, akhirnya Mae Ri memutuskan untuk pergi ke rumah Seo Jun. Mae Ri menanyakan alamat rumah Seo Jun pada teman-temannya.


Mae Ri masuk ke dalam rumah Seo Jun dengan canggung. Seo Jun menyuruhnya masuk, "Masuklah." ucap Seo Jun. "Duduklah dulu dan tunggu sebentar." Seo Jun masuk ke suatu ruangan.
Mae Ri masih berdiri, ia memperhatikan sekelilingnya. Kemudian, Mae Ri melihat foto Mu Gyul dan Seo Jun yang terpajang. Foto itu memperlihatkan keromantisan Mu Gyul dan Seo Jun. Mae Ri cemburu? Tentu saja.



Tidak berapa lama kemudian, Seo Jun kembali menemui Mae Ri.
"Jadi, hal apa yang membuatmu sampai datang ke sini?"
Mae Ri membungkuk untuk meminta maaf karena sudah mengganggu Seo Jun. "Aku datang karena ada sesuatu hal yang harus aku katakan."
"Katakan saja." jawab Seo Jun.
"Mu Gyul kesulitan untuk menetapkan perasaanmu padanya." ucap Mae Ri.
"Aku tidak menyuruhnya bahkan memaksanya untuk menetapkan perasaannya padaku." jawab So Jun.
"Tapi, kenapa tiba-tiba kau menyatakan semuanya di konfrensi prees?" tanya Mae Ri.
"Kenapa? Aku pikir, lebih baik aku mengatakan hal yang sebenarnya, hal yang benar-benar ingin aku katakan dan aku rasakan. Apa itu salah?" ucap Seo Jun.


"Kalau begitu. Kenapa kau tidak menjaga rasa itu sampai akhir?" ujar Mae Ri.
"Wi Mae Ri.. Aku selalu menjaga rasa itu, tapi Mu Gyullah yang tidak menjaga rasa itu. Dari pada membuang waktumu denganku, lebih baik kau pergi saja dan jaga rasamu padanya." jawab Seo Jun.
"Itulah kenapa aku di sini. Aku datang ke sini, untuk memintamu agar tidak lagi menyulitkan Mu Gyul. Tolong, jangan libatkan Mu Gyul dalam skandalmu dan berhentilah untuk membuatnya semuanya menjadi salah paham." ucap Mae Ri, kemudian ia pergi meninggalkan rumah Seo Jun.



Mu Gyul mencari Mae Ri. Ia sudah mengitari Hong Dae untuk dapat menemukan keberadaan Mae Ri, tapi Mu Gyul belum juga menemukannya. Mu Gyul bertanya pada sahabat Mae Ri tentang keberadaan Mae Ri. "Dimana Mae Ri?"
"Diaa... Dia pergi untuk menemui Seo Jun." ucap sahabat Mae Ri.


Saat Mae Ri berjalan pulang, ia terus memikirkan tentang ucapannya pada Seo Jun, ia juga teringat foto-foto Mu Gyul dengan Seo Jun. Mae Ri menghapus air matanya yang terus mengalir.



Mendengar hal itu, Mu Gyul langsung menuju rumah Seo Jun. Ia masuk rumah Seo Jun, tanpa basa basi, Mu Gyul langsung menanyakan tentang Mae Ri.
"Dimana Mae Ri?" tanya MU Gyul.
"Dia baru saja pergi." jawab Seo Jun, yang sedang meminum anggur. "Mu Gyul, akhirnya kau datang juga ke rumahku."
Mu Gyul takut Seo Jun berbicara hal yang membuat Mae Ri bertambah sakit, "Apa yang kau katakakn padanya?"
"Bukankah, paling tidak kau yang mengkhawatirkan apa yang dikatakannya padaku?" jawab Seo Jun.
"Kenapa kau membuat semua hal menjadi tambah rumit?" tanya Mu Gyul.
"Kenapa? Kau pikir, aku merekayasa semua ini?" jawab Seo Jun.


"Bukankah kau mengatakan akan mengakhiri semuanya?" Mu Gyul ingin Seo Jun untuk menepati janjinya saat itu.
"Aku ingin mengakhiri semuanya, aku ingin meletakkan semua masalahku jauh di belakangku, sehingga aku bisa berkonsentrasi pada karirku. Tapi sepertinya, hal itu tidak berjalan sesuai dengan keinginanku." jawab Seo Jun.

"Apa yang harus kita lakukan untuk bisa mengakhiri semuanya?" tanya Mu Gyul.
"Aku membuang semua hal penting dalam hidupku untuk bisa bersama denganmu. Keluargaku, teman dekatku dan semua hal yang berarti dalam hidupku. Aku tidak mempedulikan mereka semua untuk bisa memilikimu. Tapi, tiba-tiba kau memutuskan semuanya hanya sepihak." jawab Seo Jun.
"Jadi, ini caramu untuk mendapatkan semuanya kembali? Aku hanya ingin mengatakan, jangan sakiti Mae Ri." ujar Mu Gyul. Kemudian ia berbalik untuk pergi.
"Kau.. Benar-benar sudah sangat berubah.." ucap Seo Jun sebelum Mu Gyul benar-benar pergi.



Jung In sibuk bekerja di ruangannya, ia menyiapkan hal yang berhubungan dengan Drama. Kemudian Handphone Jung in berdering, ia mendapat pesan dari Seo Jun.
Isi pesannya :
Direkur, ganti peranku dengan artis lain di 'Wonderful Day'. Aku pikir itu adalah keputusan yang terbaik untuk kita.


Jung In segera memanggil asistennya untuk segera melacak keberadaan Seo Jun. Asistennya segera menemui Jung In dan berkata, "Seo Jun sudah memutus semua hubungannya dengan banyak pihak dan menghilang begitu saja." Asisten itu panik. "Dan menurut beberapa rumor yang berasal dari internet, beberapa orang mengaku melihat Seo Jun di bandara."
"Aku mengerti." jawab Jung In.
"Ya, direktur." Asisten itu lalu pergi.


Seberapapun tenangnya Jung In, tapi dengan semua masalah yang dihadapinya sekarang, benar-benar membuatnya stress. Pikirannya bercabang, bukan hanya masalah Mae Ri tambah merambah ke masalah-masalah lain. Masalah lain timbul, semua investor menarik kembali semua investasinya untuk drama yang diproduseri Jung In. Jung In mencoba menenangkan dirinya dengan melihat foto Mae Ri di handphonenya.



Mu Gyul masih belum juga menemukan Mae Ri, ia sudah mencarinya kemana-mana tapi hasilnya nihil. Akhirnya, karena sangat mencemaskan Mae Ri. Mu Gyul datang ke rumah Mae Ri, yang membuatnya harus berhadapan dengan ayah Mae Ri.
Ayah Mae Ri membuka pintu, ia mengomel saat melihat Mu Gyul ada di hadapannya, "Bagaimana bisa kau berani datang kemari setelah membuat Mae Riku terluka karena semua skandalmu itu?"

"Maafkan aku." Mu Gyul membungkuk meminta maaf. "Aku hanya ingin tahu, apakah Mae Ri sudah pulang?"
"Kau tahu, betapa tersakitinya Mae Ri. Tolong, jangan lagi bertemu dengan putriku."
"Aku akan segera pergi setelah bertemu dengannya." jawab Mu Gyul. Mu Gyul mencoba masuk tapi ayah Mae Ri segera menghadangnya.
"Pergilah, kau selalu membuat tekanan daraku naik. Lanjutkan hubunganmu dengan artis itu sehingga Mae Ri bisa segera menikah dengan Jung In. Jadi, semuanya bisa berakhir bahagia. Kau mengerti? Kalau begitu, pergilah!!" Ayah Mae Ri mendorong-dorong Mu Gyul agar Mu Gyul segera pergi.



Mae Ri yang tengah dicari oleh Mu Gyul, sedang berjalan menuju rumahnya. Ia berjalan pelan tanpa menyadari ada Jung In yang tengah memperhatikannya. Mae Ri berjalan melewati Jung In dan Jung In mengikuti Mae Ri dan berjalan sejajar dengannya.
Akhirnya Mae Ri menyadari ada Jung In di sampingnya. "Direkur..."
"Akhirnya kau memperhatikanku juga.." jawab Jung In.
"Apa kau sedari tadi memperhatikanku?" tanya Mae Ri.
"Aku keluar hanya untuk menjernihkan pikiranku, dan akhirnya sampai ke tempat ini." jawab Jung In. "Hari ini pasti sangat sulit untukmu."


Mae Ri mengangguk, "ya.. Aku berharap bisa menghapus hari ini dari kalender."
"Lakukanlah, karena aku akan mengisi harimu yang hilang itu." jawab Jung In.
"Tapi, sepertinya kau mendapatkan kesulitan lebih dari padaku?  Aku pergi ke kantor pagi ini, dan mendapati suasanan yang tidak menyenangkan. Apa ada masalah dengan produksi drama?" tanya Mae Ri.
"Tidak ada. Semua akan berjalan sebagaimana seharusnya.." jawab Jung In. "Karena, aku tidak ingin menghentikan produksi drama wonderful day seperti ini. Tapi bagaimanapun juga bukan hal yang mudah untuk mengelola suatu drama."



Mae Ri melihat ke arah Jung In, "Kau sudah bekerja benar-benar sangat keras, direktur. Jadi, kau tidak akan jatuh dengan mudah. Rumor hanyalah rumor.. Apa bergunanya mereka.."
"Ini adalah proyek besar pertamaku, itulah kenapa aku ingin sukses bagaimanapun keadaannya. Itu sangat berarti bagiku. Dan meskipun aku sangat menyadari, betapa tidak mudahnya hal itu.. Aku bisa melihat kemampuanku sendiri sekaligus kelemahanku sekarang." ujar Jung in.
"Jangan berbicara seperti itu, direkur. Aku yakin, bagaimanapun keadaanya kau bisa menjalankan drama ini dengan sukses." Mae Ri memberikan semangat.
"Terimakasih." ucap Jung In.
"Keadaan, paman, akhir-akhir sedang tidak membaik. Aku khawatir, kalau kesehatannya bertambah buruk kalau tahu apa yang terjadi." kata Mae Ri.




"Tidak apa-apa.. Terimakasih sudah mengkhawatirkan ayahku." jawab Jung In.
"Aku sudah berjanji padanya untuk sering mengunjunginya, jadi besok akan menjenguknya."
"Hati-hati." ucap Mae Ri pada Jung In.
"Selamat tidur, semoga tidurmu nyenyak agar besok kau lebih baikkan." jawab Jung In.



Saat Mae Ri hendak meninggalkan Jung In, tiba-tiba Mae Ri terpeleset hingga membuatnya jatuh, tapi dengan sigap Jung In langsung melindungi Mae Ri agar kepalanya tidak terbentur. Alhasil, Jung In yang jatuh dan keningnya terluka.
Mae Ri panik melihat Jung In, "Oh, direktur.. Apa kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja. Apa kau terluka?" tanya Jung In yang sama sekali tidak peduli dengan lukanya sendiri.
Mae Ri bertambah panik saat melihat luka di kening Jung In berdarah, "Oh, bagaimana ini?! Kau berdarah. Apa yang harus aku lakukan.."


Mae Ri langsung berlari ke apotek, saat ia membeli obat untuk luka Jung In, Mae Ri tidak menyadari kalau dari kejauhan Mu Gyul memperhatikannya.



Mae Ri mengobati luka di kening Jung In. Setelah selesai Jung In jadi teringat saat mereka kecil, saat Mae Ri terjatuh dan Jung In yang mengobati lukanya..
"Tidakkah kau ingat?" tanya Jung In.
Mae Ri mengingat kejadian itu, flashback di episode 8
"Boku ga iru?" ucap Mae Ri.
"Tapi, entah kenapa, aku merasa, kau yang lebih menjagaku ketimbang aku yang menjagamu." ucap Jung In.





Mae Ri dan Jung In saling tersenyum.. Daan.. Mu Gyul datang dengan kecemburuan melihat Mae Ri dan Jung In bersama.
"Apa yang kau lakukan?" Mu Gyul bergegas menarik lengan Mae Ri dan memaksanya untuk mengikuti Mu Gyul.
"Jangan seperti ini." ucap Mae Ri.
"Bukankah dia mengatakan, dia tidak ingin pergi?" ujar Jung In.
Wow, jelas sekali, perkataan Jung In tadi membuat Mu Gyul kesal.
Mae Ri meminta maaf pada Jung In, "Maafkan aku untuk hal ini, direktur. Aku akan pergi sekarang."
Mae Ri berjalan di depan Mu Gyul.




"Mae Ri, kita perlu bicara." ucap Mu Gyul.
Mae Ri masih engga untuk berbicara dengan Mu Gyul. "Aku sedang tidak mood sekarang. Biarlah kita bicarakan besok." ucap Mae Ri tanpa menoleh ke arah Mu Gyul.
"Mae Ri Yah." Mu Gyul memohon.
"Pergilah. Aku mohon." ucap Mae Ri. Lalu ia berjalan pergi menjauhi Mu Gyul.

Mae Ri masih melanjutkan rajutannya, ia merajut seraya memikirkan hubungannya dengan Mu Gyul. Kemudian, Ayah Mae Ri datang untuk memberitahukan bahwa besok ia akan pergi ke rumah Jung In untuk menjenguk Ayah Jung In. Ayah Jung In pun memintanya untuk mengikutsertakan Mae Ri. Karena Mae Ri memang sudah berjanji untuk sesering mungkin mengunjungi Ayah Jung In, tentu saja Mae Ri menyanggupi permintaan Ayahnya, untuk pergi bersama ke rumah Jung In untuk menjenguk Ayah Jung In.


Masalah kembali dibuat oleh Ibu Mu Gyul. Ibu Mu Gyul menangis tanpa henti karena ternyata ia tidak bisa pergi ke Paris, sebelum membayar uang muka. Belum lagi, Ibu Mu Gyul juga ditipu orang. Whoa.. Lengkap sudah penderitaan Mu Gyul, karena Mu Gyul-lah yang harus mengatasi semua masalah ibunya. Mu Gyul kesal, karena ibunya selalu bersikap seperti ini. Mu Gyul bertambah marah saat mengetahui bahwa ibunya menggunakan uangnya --yang seharusnya digunakan untuk mengembalikan uang muka dari perusahaan Jung In---.


Mu Gyul selalu punya sisi lembut dibalik gayanya yang urakan. Apalagi untuk ibunya, setelah marah pada Ibunya, Mu Gyul mengusap pipi ibunya untuk menghapus eyeliner ibunya yang luntur..

Mae Ri masih merajut sampai larut malam. Sedangkan di tempat yang berbeda, Mu Gyul juga masih memikirkan tentang Mae Ri.


Kekacauan terjadi di kantor Jung In, penyebabnya adalah Lee An yang tetap bersikukuh untuk keluar dari drama yang diproduksi oleh perusahaan Jung In. Ia keluar dar drama itu, tanpa mau membayar denda yang telah ditetapkan dengan alasan kalau Jung In dan manager sudah dirugikan banyak oleh perusahaan Jung In. Jung In tetapa berusaha untuk menjelaskan semuanya, tapi manager Lee An terus aja memojokkan Jung In. Dan akhirnya Jung In berbalik memojokkan manager Lee An. Jung In mengatakan kalau sebenarnya ia tahu, siapa dalang dari semua rumor yang beredar itu. Jung In tahu betul kalau semuanya itu adalah akibat ulah Manager Lee An yang memiliki keahlian untuk menyuap wartawan.


Setelah berbicara serius dengan Lee An dan managernya, Jung In mendapat telepon dari ayahnya. Ayah Jung in ingin segera bertemu dengan Jung In.

Jung In meminta maaf pada Ayahnya karena semua yang terjadi adalah karena kelalaianya. Ayah Jung In marah besar karena Jung In terbukti tidak mampu mengelola perusahaan drama itu dengan baik. Dan Ayah Jung In berencana untuk mengambil semua investasinya kembali. Jung In berlutut, ia memohon agar Ayahnya memberikan satu kesempatan lagi untuknya, Jung In berjanji akan menepati janjinya untuk membangun perusahaannya sendiri dengan sukses dan menikah dengan Mae Ri.

Mae Ri dan Ayahnya sampai di rumah Jung In. Saat mereka memasuki rumah itu, Mae Ri dan Ayahnya mendengar pembicaraan Jung In dan Ayah Jung In. Mereka mendengar Ayah Jung In yang tengah memarahi Jung In.

Mae Ri tidak tega melihat Jung In seperti itu, Mae Ri memberanikan diri untuk berbicara pada Ayah Jung In. Mae Ri berkata mengenai pembatalan pertuangannya dengan Jung In adalah seutuhnya kesalahan Mae Ri, Jung In tidak bersalah sama sekali. Mae Ri pun ikut berlutut di samping Jung In, Mae Ri meminta pada Ayah Jung In untuk memberikan Jung In kesempatan yang lain dalam mengelola perusahaan drama itu.

Ayah Jung In luluh, akhirnya ia memberikan kesempatan terakhir pada Jung In.

Mu Gyul memperhatikan buku tabungannya, ia tengah berpikir, bagaimana cara membayar uang muka yang telah diberikan oleh Jung In padanya. Kalau saja, Ibunya tidak mengambil uang Mu Gyul seenaknya, pasti Mu Gyul sudah bisa terbebas dari kontrak perusahaan Jung In.

Mae Ri datang ke tempat tinggal Mu Gyul. Mu Gyul yang melihat Mae Ri datang, langsung menghampiri Mae Ri.
"Mae Ri-yah.." panggil Mu Gyul. Mu Gyul senang sekali bisa melihat Mae Ri datang. "Kau sudah merasa baikkan sekarang?"
"Maafkan aku tentang kejadian semalam. Aku sudah baikan sekarang." ucap Mae Ri.





Whoaa.. ngefans sama senyumnya geun-geun couple.. ^ ^


Mae Ri duduk di sofa, membuka tasnya untuk mengambil rajutan dan ia kembali merajut sweater untuk Mu Gyul.
Mu Gyul duduk di dekat Mae Ri, ia memperhatikan Mae Ri yang tengah merajut,  "Apakah itu untukku?" tanya Mu Gyul.
Mae Ri mengangguk seraya tersenyum, "Aku sudah berjanji padamu untuk membuatkanmu sewater. Aku akan mengerjakan ini dengan cepat, jadi kita bisa pergi ke arena Ice Skating bersama, okay?"
Mu Gyul tersenyum senang.. "Terlihat sangat nyaman dan hangat."
Aih. Aih.. mereka manis sekali..


Mae Ri menghentikan rajutanya, ia berkata "Kau tahu.. Kemarin aku pergi ke tempat Seo Jun."
Mu Gyul mengangguk. "Aku tahu.." Mu Gyul mencoba untuk mengalihkan pembicaraan agar suasana menjadi tidak canggung lagi. "Mae Ri, Ayo kita jangan memikirkan tentang hal lain."
"Ini pertama kalinya bagiku menggunakan sesuatu yang dibuat oleh kekasihku sendiri.. Jadi, aku akan segera ke arena ice skating kalau rajutan itu sudah jadi.."
"Baiklah aku akan menyelesaikan hal ini secepat mungkin" jawab mae Ri seraya tersenyum.
"Mae Ri. Aku benar-benar tidak pernah melihat pada gadis lain, rasa ini hanya untukmu." ucap Mu Gyul.
"Sampai kapan?" tanya Mae Ri pelan.
Mu Gyul diam, ia sedikit terkejut dengan pertanyaan itu.
"Ah.. Baiklah.." Mae RI tersenyum, mengalihkan pembicaraan..
 Kemudian, ia kembali terdiam. "Aku sudah berjanji pada Direktur Jun untuk membantunya lagi kali ini." ucap Mae Ri.


"Apa?" Mu Gyul terkejut mendengarnya.
"Karena masalah Seo Jun, Direktur dan perusahaannya mendapat masalah besar. Dan kalau masalah ini tidak diselesaikan, pamanpun akan mengambil kembali semua investasi yang sudah ia tanam di perusahaan drama milik direktur." Mae Ri menjelaskan agar Mu Gyul mengerti. "Aku tidak bisa menyembunyikan hal ini darimu."
Mu Gyul berkata, "Bukankah kita sudah menyepakati bahwa kita tidak akan membicarakan hal yang berkaitan tentang itu."
Mae Ri teridam dan menatapa Mu Gyul.  "Aku sudah berjanji pada Direktur Jung In untuk menemuinya di coffee shop sekitar jam 2 besok. Dan aku ingin kau pergi bersamaku juga."
Mu Gyul menolak. "Tidak, aku tidak akan melakukan hal itu.. Kenapa aku harus pergi?"



Keesokkan harinya, Mae Ri  menemui Jung In. Mereka tengah menunggu Mu Gyul yang belum juga datang. Mae Ri gelisah karena Mu Gyul belum juga datang.
"Jadi, apakah Mu Gyul tidak jadi datang hari ini?" tanya Jung In.
"Aku sudah memintanya untuk datang, tapi.." Mae Ri menunduk.
"Aku menarik kesimpulan, kalau dia tidak benar-benar tertarik untuk meneruskan kesepakatan kita bertiga, apa aku benar?" ucap Jung In. "Aku mengerti.. Baiklah.. Bisakah kita langsung membicarakan tentang kita berdua?"


Tiba-tiba Mu Gyul datang. Mu Gyul berkata "Mungkin akan ada masalah.." ucap Mu Gyul.
"Mu Gyul ah.." Mae Ri tersenyum melihat ke arah Mu Gyul..
Mu Gyul langsung duduk di sebelah Mae Ri. "Kau lebih cerdas dari yang aku kira. Sepertinya kau mencoba untuk menarik kembali Mae Ri ke dalam masalahmu." Mae Ri memojokkan Jung In.
"Mu Gyul, kau kenapa?" ucap Mae Ri.
"Berhenti bermain-main, ayo kita lakukan hal yang sebenarnya." Mu Gyul melanjutkan perkataannya.
"Apa maksudmu?" tanya Jung In.
"Melakukan kehidupan pernikahan yang sebenarnya." jawab Mu Gyul pasti.
Mae Ri terkejut dengan pernyataan itu..



Mu Gyul dan Jung In sedang berada di ronde lain, mereka memperebutkan Mae Ri. Mu Gyul menawarkan untuk benar-benar melakukan kehidupan pernikahan, itu artinya antara Mu Gyul dan Jung In akan membuat kesepakatan. Kesepakatan apa lagi yang akan mereka buat?

 

Credit: recaps-koreandrama

0 komentar:

Posting Komentar

Annyeonghaseyo^^


Silakan copy + paste konten-konten didalam blog ini, Tapi harap cantumkan nama / link blog ini didalam paste an nya ya.. Unique bakal makasih banget kalo nama / link dalam blog ini juga diikutsertakan dalam copy+pasteannya. Gomawoyo ^_^

Pengikut:

KPOP

ARCHIVE

Korean drama lovers. - Unique -. Diberdayakan oleh Blogger.