[Fanfic] Lost In Seoul Part 6


Bau obat.... Aku tidak suka bau obat, membuatku serasa mau muntah!. Aroma -aroma itu memaksa urat-urat sarafku bekerja kembali. Aku membuka mata.....

Aku sendirian, disebuah tempat yang penuh hawa yang paling aku benci. Aku bangun, berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi. Kejadian demi kejadian melayang dikepalaku, dan bayangan itu terhenti oleh sebuah benturan keras, Oh Aku ingat.... Aku mabuk.... terjatuh... dan....

"Annyeonghaseo" seorang wanita cantik berseragam putih-putih menyapaku ramah.
"Ohh.. annyeonghaseo..." Aku menundukkan kepala, seketika rasa sakit menjulur dikepalaku.. aku memegangi kepalaku yang terpalut perban sambil mengernyit.
"Gwenchana?" wanita itu buru -buru menghampiriku.. Aku memaksakan senyum, "Ne.. Gwenchanayo," sahutku pelan. Ia membaringkan ku, dan memeriksa sesuatu ditubuhku. Aku memperhatikan tanpa tahu apa yang ia lakukan.



"Apa aku dirumah sakit?" tanyaku, mudah saja menebak bau-bauan ini, dan wanita berseragam putih ini pastilah seorang suster.
"Oh.. Ne, kau dibawa kesini dengan kepala penuh darah, dua orang bermasker mengantarmu kesini, tapi mereka tidak pernah muncul lagi setelah itu." kata suster itu tanpa menghentikan kerjanya.
"Mr. J.." gumamku...
"Ne?" suster itu bertanya tidak mengerti.
"Ah... anio, boleh aku tahu kapan aku bisa pergi dari sini?"
"Luka dikepala mu cukup parah, sepertinya kepala mu membentur kuat pada benda keras. Tapi untungnya bagian dalam kepalamu tidak mengalami hal serius. Dua hari lagi kau bisa pulang."
"Kamsahamnida suster... Aku lega mendengarnya.... 2 hari lagi aku akan pergi ke fanmeeting" Aku tersenyum membayangkan wajah jaejoong, junsu dan yoochun yang manis-manis, dan aku akan melambaikan tangan pada mereka dengan bahagia.

Suster itu berhenti memeriksa, ia menatap kearahku.
"Maksudmu fanmeeting JYJ?" ulasnya.
"Benar sekali.... Suster juga penggemar mereka?" tanyaku antusias. Menyenangkan bertemu sesama fans, walaupun hanya dirumah sakit. "Aku sangat mengagumi mereka, terutama jaejoong." kataku lagi.

Suster itu menghela nafas, "Sayangnya... fanmeeting itu sudah lewat 2 hari yang lalu." ujarnya.
"Apa??" tanyaku tak percaya.
"Ya, Aku juga pergi kesana, acaranya berlansung saat kau masih pingsan."
"Berapa lama aku pingsan?"
"Ini hari ketigamu dirumah sakit ini."
"APA...???"

***

Aku masih termangu sendiri. Sedih, kesal dan amarah bercampur aduk dalam diriku, tanpa kusadari air mataku menetes pelan.... ingin rasanya aku berteriak kencang, menuntaskan segala kekesalanku. Tapi aku sadar ini rumah sakit, aku hanya mampu menggigit bibirku sekuatnya, berharap sesak didadaku mengalir keluar bersama rasa sakit yang menjalar melalui pori-pori bibir yang kucederai sendiri.

Suara pintu dibuka mengagetkanku. cepat-cepat kuseka air mata dan menoleh kesumber suara itu. Mr. J datang menghampiriku. Aku menatapnya dengan tajam.

"Waeyo?" tanyanya tak mengerti, melihat caraku menatapnya.
"Anio... Kau datang..." ujarku.

Ia mengambil duduk didekatku, "Bagaimana keadaanmu?"
"Dua hari lagi sudah bisa pulang."
"Mianhaeyo"
"Tidak... Aku yang minta maaf.. Tidak seharusnya aku menahanmu pergi, jika kau tidak ingin bicara dengannya."
"Tidak apa-apa, aku minta maaf telah membuatmu begini, cheongmal mianhae." Aku melihat raut sesal dipelupuk matanya. Pertama kali aku melihat raut Mr. J seperti ini sejak bertemu dengannya, raut yang tidak dapat kujelaskan. Entah mengapa dadaku kembali sesak.

"Tidak apa2... tidak apa2 kau hampir menghancurkan kepalaku..., tidak apa2 aku tidak dapat tanda tangan Shi Yoon oppa, tidak apa2 aku masuk rumah sakit.... Tapi dia... Fanmeeting itu.... Aku tidak bisa bilang aku tidak apa-apa... Fanmeeting itu satu-satunya harapanku bertemu dengannya." Air mataku mengucur tanpa sanggup ku kendalikan. Ku tekuk kepalaku kuat-kuat, berharap Mr. J tak melihat aku sedang menangis...

"Jaejoong?" tanya nya singkat. Aku mengangguk kecil. Ku dengar ia menghela napas panjang.
"Mianhae.."ujarnya.

Aku menyeka air mataku dengan lengan baju. "Aku hanya tidak habis pikir, aku menghabiskan lebih dari separuh uang persediaanku untuk membeli tiket itu, dan semuanya berakhir sia-sia." Aku tersenyum kecut, tapi air mataku keluar lagi... aku menangis lagi. Mr. J memandangi ku dengan bingung.

"Kau benar-benar bodoh." ucapnya.

Keheningan menyelimuti kami beberapa detik lamanya. Kami sibuk dengan hayalan kami masing-masing. Dalam heningku, aku sudah membayangkan aku hadir ditengah-tengah fans-fans yang lain, melihat sumringah senyum jaejoong, mendengar suaranya dan bertepuk tangan meriah untuk semua candaannya. Tapi... semuanya hanya mimpi... Fanmeeting itu telah lewat, entah kapan lagi ada saat-saat seperti itu, dan entah waktu masih memberikan ku kesempatan berada di korea ini atau tidak. Hmmph.... entah apa yang akan aku lakukan sekarang.... dan Mr. J.... entah siapa dia? kenapa selalu memakai pelindung masker seakan tidak ingin dunia mengenalnya... entah apa yang ada dipikirannya itu......

"Oppa..." aku bersuara, memecahkan keheningan itu. Aku sudah mampu menenangkan diriku.
"Hm....?" sahutnya kecil.
"Bolehkah aku melihat wajahmu?"
"Heh..?"
Ia tersentak kaget mendengar permintaanku. Ia terlihat bingung.
"Kita sudah bertemu beberapa kali, meskipun aku hanya mengenalmu sebagai Mr. J, bagiku kau adalah temanku., aku orang asing disini dan tidak banyak yang aku kenal."
"Permintaanmu terlalu sulit bagiku."
"Waeyo? Tidak bolehkah seorang teman melihat wajah temannya sendiri?"

Ia terdiam.... Lalu tiba-tiba ia berkata, "Aku pergi dulu."
"Chakkamanyo (Sebentar..), boleh aku minta tolong?"
"Apa?"
"Tolong bawakan koperku kesini... Jadi keluar dari sini aku tidak perlu menjemputnya kesana. Aku bisa melanjutkan perjalananku."
"Baiklah.. nanti malam aku antar.."

Aku mengamatinya keluar dari pintu itu. Aku berbaring kembali.... Ucapannya mengalihkan pertanyaanku tadi benar-benar membuatku penasaran. Ku pejamkan mataku...... sambil mencari-cari bagaimana cara membuka 'kedok' nya itu. Plupp...!!!! guliran bola yang bernama ide itu mentok disebuah sudut dalam kepalaku. "Aku tahu caranya...." ku buka mata lebar-lebar dan senyum ku mengambang.
Aku kembali memejamkan mata, rasanya tidak sabar menunggu kedatangannya nanti malam....

***

Ia datang juga, membawa koper ditangan kirinya, ia masuk keruangan tempatku dirawat.
"Kau datang..." ucapku tersenyum.
"Ne... ini barang-barangmu, ia menyodorkan koper itu kesisi kananku."
"Tidak ada yang tertinggal kan?" tanyaku.
"Aku rasa tidak..." jawabnya. Ia duduk kembali dikursi disebelah tempat tidur itu.
"Oppa, bisa kau bantu aku mengambil note didalam saku tas itu?"
"Ohh geure..." Mr. J menuruti permintaanku. Ia menyodorkan note kecil itu ketanganku. Aku lansung membukanya, tepat dihalaman daftar keinginanku (Selengkapnya baca di part 1).

"Apa itu?" tanya nya.
"Ohh ini...? Daftar keinginanku selama berada di Seoul. Tapi hampir 2 bulan disini, belum satupun yang aku lakukan." keluhku.
"Coba ku lihat!" ia mengambil note itu dari tanganku... "Tulisanmu hancur sekali.."
"Yah.. Aku tidak minta komentar tentang tulisanku padamu...kembalikan." ujarku sewot, aku merampas note itu tapi gagal, ia lebih dulu  tanggap dan menjauh dari ku. "Busan...jeju... hongdae...naerobang... dan ini, bus rahasia jeremy? apa-apaan ini?" ia menolehku, "Bukan urusanmu..." ucapku kesal melihat tatapan meremehkan itu.

"Sebaiknya kau tambahkan beberapa lagi, aku tahu tempat-tempat yang bagus disini. catat baik-baik." ia megembalikan note itu, aku mencatat beberapa tempat lagi yang direkomendasikan olehnya. Seperti Blue house, Sinchon Fashion Street, Chunggaecheon Stream Park, Namsan Traditional Village, Istana raja Kyoungbok Palac, National Folk Museum. dan beberapa tempat lainnya. Sesaat saja, aku merasa semangatku kembali, mengingat misi ku di korea bertambah dan aku harus menyelesaikannya cepat atau lambat. 


Aku selesai mencatat semua yang dikatakannya, tiba-tiba teringat olehku sesuatu. "Oppa, apa kau lihat tiket fanmeeting ku?"
"Untuk apa lagi, bukankah fanmeeting itu telah selesai."
"Setidaknya itu menjadi kenang-kenangan bagiku, walaupun itu pahit." aku menelan ludah, dikalimat terakhirku.

"Aku tidak melihatnya.....Sebaiknya sekarang aku pergi dulu."
Mr. J melangkah kearah pintu, "Oppa tunggu dulu...." teriakku.
"Ada apa lagi?"
"Aku belum memaafkanmu.... Bagaimanapun juga aku berhak marah dan membencimu karna ini." sambil berkata begitu, aku meraba perban yang ada dikepalaku.
"Mianhae... Aku benar-benar minta maaf, aku tidak sengaja.. lagi pula aku mabuk saat itu"
"Aku bisa memaafkanmu.... hanya dengan satu syarat."
"Katakan padaku..."
"Buka maskermu.... Satu kali saja itu sudah cukup."

Mr. J terperanjat, "Maaf..." ucapnya. Ia hendak pergi lagi, Dan aku... Aku sudah menyiapkan senjata ku.. "Oppa... Apakah memang begini caramu menghargai teman?" teriakku lantang. Ia berbalik kearahku....
"Apa maksudmu?"
"Aku mendengar sekilas apa yang kau bicarakan dengan ahjussi bermasker kemarin, walau aku tidak tahu apa yang terjadi, kau tidak memiliki rasa setia kawan yang cukup baik.. Ahjusssi itu......"
"Cukup..!" Mr J membentak memotong ucapanku.. matanya berkaca-kaca, melihatnya, aku sedikit kaget dan juga merasa bersalah, tak menyangka ekspresinya akan lebih besar dari yang kubayangkan.

"Bagiku, oppa adalah temanku..tolong perlihatkan wajahmu satu kali saja..." ucapku memelas.

Mr. J seperti berpikir, lalu ia berkata.. "Baiklah... satu kali saja, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah kau melihat ini....." ia spontan lansung membuka maskernya, dan aku mampu melihat seluruh wajahnya yang putih bersih itu.

Wajah itu.......

Aku membekap mulutku tak percaya.... Aku benar benar tak percaya..... "Oppa... KAU....????"

Mr J, dibalik masker itu, tersembunyi satu wajah yang tak dapat aku bayangkan, aku tidak percaya.... Wajah itu... adalah wajah Jaejoong.

Bersambung............

0 komentar:

Posting Komentar

Annyeonghaseyo^^


Silakan copy + paste konten-konten didalam blog ini, Tapi harap cantumkan nama / link blog ini didalam paste an nya ya.. Unique bakal makasih banget kalo nama / link dalam blog ini juga diikutsertakan dalam copy+pasteannya. Gomawoyo ^_^

Pengikut:

KPOP

ARCHIVE

Korean drama lovers. - Unique -. Diberdayakan oleh Blogger.